Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Masyarakat Jakarta geram sehingga bergerak sendiri. Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya Noegroho Djajoesman menilai fenomena ini sebagai hasil imbauannya agar masyarakat memerangi obat terlarangsekalipun ia menganggap tindakan yang diambil massa berlebihan. Berikut ini wawancara Edy Budiyarso dari TEMPO dengan Noegroho, 52 tahun, di ruang kerjanya, pekan lalu.
Anda setuju pengedar obat terlarang dihukum seberat-beratnya?
Kalau perlu, hukuman mati. Hukuman berat diharapkan tidak akan menambah peredaran narkotik.
Apakah karena bisnis ini menggiurkan, aparat Anda ikut terlibat?
Saya tidak menutupi bahwa ada anggota kami yang terlibat. Tapi ini oknum. Keterlibatan itu baik dalam penggunaan maupun menjadi beking.
Apa tindakan keras Anda?
Sudah ada tujuh aparat yang kami pecat. Dan 12 orang lagi masih dalam tahap penyelidikan.
Siapa saja mereka?
Semuanya berpangkat bintara. Tujuh orang itu saya tangkap sendiri di asrama mereka ketika sedang fly. Informasinya dari masyarakat.
Kapan Anda berhasil menangkap anak buah Anda itu?
Sudah lama, setelah pemilu lalu. Kejadiannya di asrama polisi Jati Petamburan, Jakarta Barat. Mereka memakai ganja. Saya lalu memerintahkan tes urine di lingkungan Polda Metro. Itu tiga bulan lalu, jauh hari sebelum pimpinan memerintahkan tes urine serempak.
Berapa banyak aparat Anda yang terjaring setelah tes urine itu?
Ada 12 orang.
Ada yang menyebutkan bahwa jumlah aparat Kepolisian Daerah Metro Jaya itu sampai 60 persen yang terkena.
Gila. Kalau sudah 60 persen, polisinya rusak banget. Jumlah polisi di Polda Metro Jaya itu ada sekitar 20 ribu personel. Kalau 60 persen, itu berarti lebih dari 12 ribu polisi. Gila itu, tidak mungkin.
Akhir-akhir ini, masyarakat bergerak sendiri. Apakah ini respons ketidakpercayaan mereka terhadap polisi?
Itu respons masyarakat atas ucapan saya yang menyatakan perang terhadap narkoba. Ini pendapat saya. Dan tentu saja orang boleh berpendapat lain.
Jadi, Anda setuju dengan langkah main hakim masyarakat itu?
Tidak. Kalau masyarakat menangkap pengguna dan pemakai, saya setuju. Pada saat menangkap pelaku, harus ada bukti. Setelah itu, serahkan pelaku itu kepada polisi. Ikuti perkembangan kasus itu selama di polisi. Kalau petugasnya tidak benar, laporkan ke atasannya. Kalau atasannya kurang memperhatikan, lapor kepada saya. Kalau sampai membakar, saya kurang setuju. Perbuatan orang itulah yang harus dihukum, bukan rumahnya.
Anda punya andil membuat masyarakat kecewa ketika melepaskan Agus Isrok yang tertangkap tangan oleh anak buah Anda.
Saya tidak melepaskan dia. Hanya, saya tidak pernah mau cerita. Saya tidak mau menjelek-jelekkan dan berpolemik. Toh, tidak perlu saya jelekkan orang tuanya yang tidak bersalah. Yang penting, kasus ini telah ditangani oleh pihak yang berwenang. Itu isyarat saya. Hanya, pers pada waktu itu menanyakan siapa namanya, siapa orang tuanya. Itu yang saya tidak mau.
Bukankah Agus Isrok dijemput atasannya dari Kopassus? Dan tidak dilakukan penahanan di kantor polisi sampai penyidikan?
Tidak saya lepaskan. Dia saya serahkan kepada atasannya.
Jadi, terserah kepada atasannya?
Iya, dong.
Kasus ini membuat Anda bingung?
Saya hanya membuat orang berpikir sendiri. Mengapa saya harus bingung? Lebih baik saya membuat bingung dan penasaran orang. Toh, kejadiannya memang ada, wartawan tahu, bisa mengambil fotonya. Ya, sudah, tulis saja. Temuan pers di lapangan sendiri sebagai fakta. Fakta ini yang kemudian mau diberi analisis dengan meminta komentar saya.
Karena itu, Anda tidak menjelaskan kejadian yang sebenarnya pada waktu itu?
Pada waktu itu, saya akan berhadapan dengan situasi yang membutuhkan bantuan dari kesatuan lain. Selain itu, di dalam kesatuan saya sendiri, saya harapkan adanya kerja sama karena ada event besar yang akan dihadapi, yakni Sidang Umum MPR. Jika gegabah, bisa-bisa kami dianggap memusuhi kesatuan lain.
Bukankah itu seperti mengorbankan anak buah Anda yang langsung menangkap tangan Agus?
Itu urusan saya dan anak buah. Saya memberi penghargaan. Hanya, penghargaan itu tidak perlu dipublikasikan.
Apa hadiah Anda?
Saya berikan terima kasih. Jangan dinilai secara materi. Terima kasih juga penghargaan. Prestasi anggota itu tidak perlu ditutupi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo