Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Manfaat Seks untuk Atlet |
INI kabar bagus buat para atlet pria atau mereka yang suka berolahraga. Penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan di University of L’Aquila, Italia, mengatakan bahwa hubungan seksual bisa membuat pria makin agresif dan kian bagus kinerjanya di lapangan. Menurut studi yang dilakukan di Italia itu, pria bertambah agresif bila sering berhubungan seksual karena jumlah hormon testosteronnya akan bertambah.
Kesimpulan tersebut didapat setelah para peneliti menghitung jumlah testosteron lebih dari 80 pasien penderita impotensi pada saat sebelum dan sesudah terapi. Sebelum terapi, pria-pria itu hanya mempunyai hormon dua pertiga dari batas normal. Setelah menjalani pelbagai terapi selama tiga bulan, baik psikologis maupun medis, testosteron mereka ternyata meningkat tajam.
’’Seandainya seorang pria berhubungan badan, hormon testosteron akan membuatnya terangsang melakukannya lagi,” tutur Emmanuele Jannini, ketua tim riset, kepada BBC.
Hasil studi ini mungkin akan menambah seru perdebatan tentang apakah seorang atlet boleh berhubungan badan sebelum bertanding. Selama ini ada pendapat yang menyebutkan bahwa seorang atlet dilarang berhubungan seks menjelang pertandingan karena akan menurunkan prestasinya. Bila studi itu benar, tak ada salahnya untuk sering berhubungan seks—tentu saja dengan pasangan yang sah—supaya makin berprestasi.
Efektivitas Tes ’Pap Smear’ |
KANKER leher rahim merupakan salah satu ancaman serius bagi para wanita. Walau demikian, kanker leher rahim bukan tak mungkin dilawan asal diketahui sejak awal. Dokter biasanya memakai tes yang disebut pap smear guna mendeteksi sejak dini kehadiran penyakit ini. Namun, belakangan, satu tim riset dari Inggris menyatakan bahwa alat pap smear yang selama ini digunakan bukan merupakan alat tes yang paling efektif. Pernyataan tersebut dimuat di jurnal kedokteran Lancet.
Ada beberapa hal yang membuat peralatan pap smear yang dipakai sekarang ini dianggap kurang efektif. Selama ini para dokter menggunakan spatula dan alat seperti ’’sikat” untuk menyapu sel di leher rahim. Nah, akurasi diagnosis dengan peralatan itu diragukan seandainya ’’sikat” itu tidak mampu mengambil jenis sel yang tepat di leher rahim. Hasil tes juga akan tak akurat bila sampel yang terambil oleh ’’sikat’’ itu terkontaminasi darah. Padahal, menurut laporan itu, tes yang tak efektif tentu bakal menghasilkan data yang meyesatkan pula.
Adalah Dr. Pierre Martin-Hirsch dari St. Mary’s Hospital, Manchester, Inggris, dan koleganya yang mengeluarkan kesimpulan kontroversial ini. Mereka meneliti 32 studi yang khusus menyelidiki efektivitas pelbagai ’’sikat” yang digunakan untuk memeriksa sel rahim. Hasil penelitian itu menunjukkan bahwa alat untuk uji pap smear yang disebut spatula Ayre merupakan alat uji paling efektif untuk memeriksa sel di dalam rahim. Ayre mampu mendeteksi adanya diskariosis, yaitu tanda paling awal kanker rahim.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo