Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TIDAK gampang mewawancarai Fauzi Bowo. Dua kali koresponden Tempo di Eropa datang ke Berlin menemuinya, mengajukan pertanyaan, tapi pria kelahiran 10 April 1948 ini selalu berusaha menghindar. Sejak menjadi Duta Besar Indonesia untuk Jerman pada Desember tahun lalu, pria yang biasa dipanggil Foke ini memang jarang berbicara kepada media.
Mula-mula koresponden di Wina, Austria, Tito Sianipar, menjumpai Fauzi Bowo seusai acara pisah-sambut staf Kedutaan Besar Republik Indonesia di Berlin. Datang bersama istri, dengan ramah Foke menyapa warga Indonesia di ruang pertemuan, lantai dua gedung Kedutaan. Dia juga berfoto bersama beberapa warga. Namun, manakala bertemu dengan Tempo dan ditanyai mengenai aliran dana mencurigakan ke rekeningnya, menjelang pemilihan Gubernur DKI Jakarta dua tahun lalu, wajahnya mengeras. "Mudah-mudahan Anda tidak lupa, saya duta besar, bukan gubernur," katanya.
Pada hari pertama Lebaran, 28 Juli lalu, giliran koresponden di Jerman, Luky Setyarini, mendatangi kantor KBRI di Lehrter Strasse 16-17, Berlin. Tapi permintaan wawancara yang disampaikan seusai acara bersalaman di ruang serbaguna itu pun ditolak. Lagi-lagi Foke cuma menjawab beberapa pertanyaan sekenanya. "Saya tidak punya kewajiban memberikan jawaban," ujarnya.
Kami mendapatkan data ada aliran dana dari perusahaan daerah di Jakarta ke rekening Anda dalam pemilihan lalu. Benarkah?
Enggak tahu. Tanya ke mereka, jangan tanya ke saya. Dan itu semua sudah dipertanggungjawabkan.
Sudah ada laporannya?
Kan, aturan undang-undangnya begitu. Tanya sama mereka. Saya tidak mau jawab.
Menurut data yang kami peroleh, dana yang mengalir ke rekening Anda di Bank Mega Jakarta pada 2012 tersebut berasal dari Kingsford Holding Inc, Indovalue Debt Investments Ltd, Denholm Properties Ltd, dan PT Pembangunan Jaya. Jumlah totalnya Rp 50 miliar....
Tidak, tidak. Tidak ada itu.
Kami memperoleh informasi bahwa Rp 20 miliar dari uang di rekening Anda itu lantas mengalir ke rekening kampanye Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli. Bisa menjelaskan soal ini?
Tanya saja ke Jakarta. Tidak mungkin itu. Ajukan saja saya ke pengadilan. Sudah ya, saya tidak mau jawab.
Apa hubungan Anda dengan Citiview Properties Ltd dan Denholm Properties Ltd?
Apa itu? Tidak pernah dengar nama itu. Saya tidak tahu.
Tapi, selain ke rekening tim kampanye, Rp 30 miliar duit dari rekening Anda mengalir ke rekening dua perusahaan itu melalui PT Mega Swadharma....
Ah, tidak, tidak ada itu. Saya tidak pernah tahu ada perusahaan bernama itu.
Kalau PT Mega Swadharma dan PT Cakrawala Buana? Pernah ada hubungan dengan dua perusahaan itu?
Perusahaan apa lagi itu?
Bukankah rekening kedua perusahaan tersebut yang menerima uang dari berbagai perusahaan yang terafiliasi dengan PT Pembangunan Jaya itu dan meneruskannya ke rekening Anda di Bank Mega?
Tidak, tidak ada itu. Apalagi Bank Mega, saya tidak ada hubungan dengan Bank Mega. Saya tidak mau menjawab.
Sebelum kampanye pemilihan Gubernur DKI, benarkah Anda mengumpulkan pejabat dan karyawan badan usaha milik daerah Jakarta di Ancol untuk mendukung Anda?
Itu kan masa lalu. Jangan tanya masa lalu.
Di sana ada acara hiburan panggung serta undian dan ribuan karyawan yang berkumpul masing-masing diberi Rp 300 ribu....
Kalau kamu bertanya hal-hal seperti itu, nanti saya tidak kenal kamu lagi.
Kabarnya, aliran dana mencurigakan di rekening Anda sudah dilaporkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi. Apakah Anda sudah pernah ditanyai KPK soal ini?
Begini, saya tidak punya kewajiban untuk memberikan jawaban apa-apa kepada Anda.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo