Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Agustus tahun depan, PT Semen Indonesia mulai mengeksploitasi perbukitan Watuputih di deretan Pegunungan Kendeng Utara, Rembang, Jawa Tengah. Setelah ditolak warga Pati, mereka mendapat izin mengeruk ratusan juta ton kapur di Rembang selama 130 tahun dan memproduksi semen senilai setidaknya Rp 3 triliun per tahun. Badan usaha pelat merah tersebut ngotot menyatakan bahwa perbukitan itu bukanlah bentang alam karst yang harus dilindungi. Tempo menemukan di sekitar lahan tambang ada banyak mata air dan ponor—retakan di tanah jalan masuk air—yang menjadi ciri kawasan karst. Tapi titik-titik penting itu tak tercantum dalam analisis mengenai dampak lingkungan buatan PT Semen Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo