Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri) telah membeli serangkaian mesin cetak uang dari KBA-Giori pada 2005-2006. Pada pembelian pertama, Peruri membeli mesin offset dan numbering dari perusahaan Swiss tersebut dengan harga dua kali lipat dari harga mesin yang sama dari Komori Corporation, Jepang.
Begitu juga saat membeli mesin intaglio tahun berikutnya. Lagi-lagi Swiss yang dipilih. Kepada Tempo, Direktur Utama Peruri Kusnan Martono menjawab semua tudingan itu. Beberapa direktur dan kepala divisi Perum Peruri yang mendampingi Kusnan juga ikut menjawab pertanyaan Tempo dengan tangkas.
Bagaimana proses pengadaan mesin di Peruri?
Dalam pengadaan mesin, Peruri mengacu pada Rencana Kerja Anggaran Perusahaan. Karena anggaran terbatas, pembelian mesin harus benar-benar matang. Contohnya, pada 2006 kami menganggarkan pembelian dua mesin, satu mesin intaglio dan satu cutpak.
Berapa anggaran Peruri tiap tahun?
Tahun lalu anggaran kami Rp 358 miliar.
Pengadaan barang ini melalui tender?
Betul, tapi sebelum penawaran ke sejumlah pabrikan, Peruri melakukan kajian teknis mesin yang dibutuhkan, karena dalam mencetak uang dibutuhkan mesin dengan presisi tinggi, berkualitas prima, dan proven (terjamin). Seluruh kajian teknis serta kajian tekno-ekonomis kami usulkan ke Menteri BUMN. Setelah disetujui Menteri, baru kami bisa mengirim surat penawaran.
Lalu hasilnya?
Kami sudah melihat spesifikasi mesin Komori, yakni mesin dengan sistem penyapuan rendam dengan teknologi cetak direct. Padahal mesin terakhir yang kami beli pada 2003 sudah menggunakan teknologi indirect. Kelebihan sistem ini, pemakaian tinta lebih efisien.
Bukankah Komori juga menawarkan mesin intaglio dengan teknologi indirect?
Betul, tapi untuk mesin itu mereka baru punya prototipenya. Bagaimana kita bisa menguji apakah mesin ini bekerja maksimal atau tidak?
Ini juga yang membuat Peruri memilih Giori?
Dari awal berdiri, Peruri memakai mesin Giori karena ia adalah produsen pertama yang membuat mesin-mesin cetak uang di dunia dan sudah teruji. Sampai kini Peruri sudah memiliki enam lini lebih mesin cetak uang, yang sebagian besar buatan Giori.
Mengapa soal harga tidak jadi pertimbangan?
Untuk pembelian mesin ini, harga menjadi pertimbangan kedua. Kualitas mesin yang utama karena nilai dari seluruh kertas berharga yang kami produksi setahunnya setara Rp 170 triliun. Jadi, boleh dibilang, produk yang bergulir di sini tak tergantikan. Jika ada gangguan operasional di Peruri, ada dampak yang luar biasa di Indonesia.
Tapi mengapa Giori menjual intaglio lebih murah ke Amerika?
Ya, harga itu memang berbeda-beda tergantung konfigurasinya. Pada mesin kita ada satu alat yang mampu memisahkan cetakan baik dan buruk secara otomatis. Alat itu tidak ada di mesin yang standar. Kita juga memakai tinta tertentu yang harus dapat dibaca. Selain itu, ada fluktuasi mata uang dolar dan rupiah. Ini yang membuat harga jadi bervariasi.
Bukankah Peruri melihat langsung pabrik Komori di Jepang?
Betul. Direktur Operasional Abubakar Baay sem-pat berkunjung ke Jepang, tapi tim survei ini tidak melihat mesin yang kita inginkan ada di Komori, karena ia belum pernah menjual mesin jenis itu. Tapi, Peruri tidak alergi pada teknologi Jepang atau Komori, karena sejumlah mesin komponen seperti mesin roll dan intaglio proof Komori tetap kami pakai, asal proven.
Bukankah sejumlah negara juga membeli mesin cetak uang dari Komori?
Betul. Rusia, Nigeria, dan India memiliki mesin cetak uang buatan Komori, tapi teknologi mesinnya masih di bawah mesin Giori yang kita beli pada 2003. Dan dalam audiensi dengan negara pemakai mesin Komori, terkesan mereka tidak puas.
Contohnya?
Rusia membeli mesin Komori pada 1992 dan baru beroperasi 1994. Dalam evaluasinya Rusia menyebut mesin Komori inferior bila disandingkan dengan mesin KBA-Giori. Rusia sendiri juga telah membeli mesin baru dari Giori. Kami juga menyurati Nigeria. Meski tak sevulgar Rusia, Nigeria mengatakan bahwa mereka mulai memesan mesin dari Giori. Artinya-ini logika kami-jika mesin Komori baik, saya pikir mereka akan pakai mesin itu lagi. Ternyata tidak.
Soal protes Komori mengenai deadline pengiriman yang terkesan sangat pendek dan mendadak?
Ini masalah tertib anggaran. Pembelian mesin intaglio ini masuk periode anggaran 2006-2007. Artinya, mesin ini harus masuk pada 2007. Apalagi, bersamaan dengan itu, Peruri mendapat informasi harus mencetak lebih dari 6,6 miliar lembar uang. Untuk dapat mencapai angka itu dibutuhkan tambahan mesin baru. Jadi, mau tidak mau, pada 2007 mesin baru harus sudah ada.
Apakah direksi berperan menentukan jenis dan asal mesin yang akan dipakai?
Tidak. Kajian teknis mesin dilakukan Divisi Riset dan Pengembangan dan Laboratorium Peruri setelah berkoordinasi dengan user-nya, yakni Divisi Produksi Uang Peruri.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo