Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Investigasi

Khasiat Tenggiling yang Dibuat-buat

PELBAGAI mitos mengenai khasiat tenggiling membuat peminat daging hewan dilindungi ini  tumbuh subur.

6 Juli 2019 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Salah satu yang paling populer adalah khasiat daging tenggiling setara dengan Viagra: menguatkan syahwat, menggairahkan kembali -ereksi yang loyo, hingga menahan ejakulasi dini. Selain itu, darah segarnya bisa memuluskan kulit. Benarkah begitu?

Petrus Nugroho, 31 tahun, mencoba membuktikannya. Pegawai negeri di Singkawang, Kalimantan Barat, ini sudah lama mendengar mitos khasiat daging tenggiling. Ia pun menyantap daging hewan nokturnal ini lima tahun lalu. “Setelah makan, efeknya cuma terasa hangat di badan, seperti setelah makan daging anjing,” katanya. Soal performa seksual? “Biasa saja.”

Petrus mengatakan, dalam dua tahun terakhir, daging tenggiling susah ditemukan di restoran-restoran Singkawang. Ia pun berhenti memakannya setelah tahu hewan ini dilindungi. Toh, setelah ia tak lagi mengkonsumsi daging itu, tak ada efek apa pun pada tubuhnya. Menurut sahibulhikayat, jika sudah makan tenggiling lalu berhenti, efeknya seperti orang kecanduan, sakau.

Dokter spesialis andrologi dari klinik fertilitas Graha Amerta, Aminuddin Azis, mengungkapkan, mitos-mitos afrodisiak khasiat tenggiling belum terbukti secara ilmiah. Satu pun. “Salah satu mitos tua, tanaman ginseng dan akar maca yang diklaim dapat menyembuhkan disfungsi ereksi, hingga saat ini saja tak ada satu pun penelitian yang membuktikan kebenaran-nya, apalagi tenggiling,” ucapnya.

Aminuddin mengatakan kandungan daging tenggiling belum pernah diteliti secara mendalam. Ketimbang memakan daging tenggiling yang belum dipastikan khasiatnya bagi kesehatan organ seksual tapi sudah pasti terlarang dan haram, ia menyarankan penderita disfungsi seksual berobat ke dokter saja.

Sebab, menurut dosen di Departemen Biologi Kedokteran Universitas Airlangga, Surabaya, tersebut, penyebab disfungsi ereksi bermacam-macam, tidak bisa disama-ratakan untuk tiap orang. “Obatnya pun berbeda-beda, tergantung sumber masalahnya,” tuturnya. Tak jarang obat untuk mengatasi disfungsi ereksi berkebalikan dengan obat ejakulasi dini.

Aminuddin menjelaskan, disfungsi ereksi bisa terjadi karena permasalahan fisiologis, yaitu gangguan fungsi organ dan saraf yang berkaitan erat dengan seksualitas. Pemicunya macam-macam. Bisa diabetes, hipertensi, atau kolesterol tinggi. Ada pula gangguan psikologis yang mempengaruhi kerja otak dalam mengirim rangsangan seksual. Faktor lain adalah kondisi sosiologis atau lingkungan yang kerap mengganggu kerja saraf.

Menurut Aminuddin, jika ada seseorang yang pernah memakan daging tenggiling lalu merasakan kondisi yang lebih baik, tidak berarti daging hewan itu terbukti bisa sebagai obat. “Mungkin saja itu efek plasebo yang sebetulnya sugesti belaka,” ujarnya. Jika hal ini terjadi, dia menambahkan, artinya akar masalah disfungsi ereksi ada pada kondisi psikologis, seperti rendah diri, kurang percaya diri, cemas berlebih, dan minder.

Peneliti Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Wirdateti, mengatakan mitos-mitos khasiat daging tenggiling berasal dari Cina. Seperti Aminuddin, dia menyatakan tak ada laporan ilmiah yang mengkonfirmasi kabar burung itu. Wirdateti malah memperingatkan bahwa daging bisa menyebabkan kanker jika dimakan dalam jumlah berlebih.

Penyebabnya, dia menerangkan, pengolahan daging membentuk senyawa karsinogenik pemicu kanker seperti amina heterosiklik (HCA) dan hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH). HCA akan terbentuk jika daging diolah atau dimasak dalam suhu tinggi, sementara PAH bakal terbentuk saat zat organik dalam daging “terbakar”. Kandungan lemak dalam daging juga dapat menaikkan produksi hormon yang akan meningkatkan risiko terkena kanker yang berhubungan dengan hormon, seperti kanker prostat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus