HANYA 6 1/2 bulan selepas menyerahkan surat-surat
kepercayaannya sebagai Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB.
Daniel P. Moynihan meninggalkan kantor Organisasi Dunia itu.
"Lama-kelamaan sidang Dewan Umum PBB ini makin menyerupai teater
absurd saja", begitu keluhnya akhir tahun silam. Dihari-hari
bulan Nopember itu tersiar kabar mengenai rencana moynihan
untuk mengundurkan diri,tapi bujukan Presiden Ford dan Menlu
Kissinger kemudian melunakkannya.
Profesor jurusan pemerintahan di Universitas Harvard --
penah jadi teman sejawat Kisinger -- untuk masa lama.
Moynihan kemudian dipercaya oleh Nixon jadi Dubes India. Di
sana pun ia menarik perhatian, " Pulang saja ke Harvard
mnengajar, professor." tulis sebuah spanduk pada suatu
demonstrasi di New Delhi beberapa tahun silam. Ketika masa
jabatannya habis, Amerika Seikat sedang direpotkan oleh dunia
ketiga di PBB. Moynihan menyiarkan sebuah tulisan yang mendesak
agar Washington bersikeras terhadap tekanan tersebut. Konon
lantaran tertarik terhadap jalan fikiran dalam karangan itulah
maka Kissinger meminta bekas teman sejawatnya itu mengepalai
kantor perwakilan Amerika Serikat di PBB.
Merasa mendapatkan dukungan Gedung Putih, Moynihan -- berdarah
Irlandia -- betul-betul menjalankan politik garis kerasnya
Ketika Idi Amin dari Uganda muncul di PBB, Moynihan
menggelarinya "rasialis pembunuh yang memimpin persatuan
negara-negara Afrika" Bukan saja negara-negara Afrika yang marah
terhadap cacian itu, beberapa negara Barat dan kalangan Deparlu
Amerika Serikat sendiri kurang senang Kalangan Deparlu Inggeris
mengaku tidak keberatan terhadap garis keras Moynihan, tapi
"kita tidak senang dengan cara koboi macam itu" Diplomat
Inggeris itu dikutip pula: "Kami menganggap PBB sebagai forum
untuk perdamaian bukan untuk pertentangan Kita bisa memenangkan
pemungutan suara di sana, tapi pada saat yang sama kita
kehilangan teman".
Kecaman dari berbagai penjuru itu kemudian memang menyulitkan
juga bagi Kissinger Moynian yang bulan Pebruari ini menjadi
ketua sidang Dewan Keamanan PBB, akhirnya toh tahu bahwa ia
tidak bisa bertahan. Pekan silam ia mengumumkan rencananya untuk
mundur di akhir bulan ini "Tapi saya akan kembali ke bidang
pemerintahan pada suatu waktu nanti", begitu ia berkata untuk
sementara ia akan kembali mengajar, tapi tersiar spekulasi bahwa
Moynihan akan mencoba peruntungan di New York dalam pemilihan
senator yang akan datang. Diplomat dan guru besar yang suka
blak-blakan ini memang bukan kelahiran New York (lahir di
Oklahoma 49 tahun silam). Tapi sejak kecil ia berada di tempat
berpusatnya PBB itu. Di sana ia mendapat pendidikan -- sembari
menjadi tukang lap sepatu, penjaga bar, tukang cuci piring --
dan siapa tahu dari sana pula ia nanti kembali ke gelanggang
pemerintahan. Tempat yang ditinggalkannya di PBB kabarnya akan
diisi oleh wanita. Salah seorang yang punya kans besar adalah
Shirley Black Temple. Nyonya ini juga terkenal sebagai bekas
bintang film remaja di Hollywood, berpuluh-puluh tahun silam.
Siapa tahu ini atraksi baru di PBB.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini