Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Investigasi

T.s.t. antar benua

Senat as menyelidiki perusahaan pesawat terbang lockheed yang telah menyuap tokoh eropa & asia agar membeli produksinya. negara-negara yang tekena al: belanda, itali, jerman barat, jepang, hongkong. (int)

21 Februari 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PRAKTEK-PRAKTEK kotor beberapa perusahaan raksasa, di AS kini dibongkar terus. Permainan "T.S.T." (Tahu Sama-Tahu) ternyata banyak dilakukan antara perusahaan itu dengan para pemimpin di pelbagai negeri -- guna memperoleh keuntungan yang tebal. Mula-mula Maret 1972: kolumnis terkemuka Jack Anderson membongkar adanya campur-tangan pemerintah AS dan perusahaan ITT dalam pemilu di Chili, Amerika Selatan. Sejak itu, pembongkaran "permainan" perusahaan multinasional terus berlangsung. United Brands mengaku telah membayar suap AS $ 1.250 000 kepada seorang pejabat tinggi Honduras, dalam usaha mendapatkan potongan pajak ekspor pisang. Kepala Golf Oil, Bob Dorsey, mengakui bahwa perusahaannya sudah melakukan pembayaran rahasia hampir $ 5 Juta untuk tujuan-tujuan politik -- termasuk $ 50.000 buat propaganda Arab di AS. Setelah dihadapkan pada bukti bahwa kira-kira $ 12 juta telah dipakai Gulf Oil untuk pembayaran rahasia kepada para pemimpir di AS dan di negeri lain, dewan direkturnya memecat tiga orang pimpinan tertinggi dalam perusahaan. Kini berita skandal lain menyusul pula. Berkat penyelidikan yang dilakukan Senat AS, perusahaan kapal terbang Lockheed diketahui telah menyuap banyak tokoh di Eropa dan Asia, dengan harapan produksi mereka dibeli oleh negeri-negeri itu. Di bawah ini adalah beberapa (tidak semuanya) kisah penyogokan yang disebut-sebut Senat,yang punya gema di mana-mana: Belanda: "Kalau semua itu kemudian ternyata benar, maka kita pun bisa mengucapkan selamat tinggal kepada sistim monarsi" Begitu seorang wanita pengacara Belanda memberi reaksi terhadap berita keterlibatan Pangeran Bernhard, suami Ratu Belanda Yuliana, dalam skandal penyogokan pabrik kapal terbang Amerika, Lockheed. Pangeran berdarah Jerman itu sendiri dikabarkan tenang saja meskipun secara resmi pemerintah Belanda telah menyebut namanya sebagai 'pejabat tinggi Belanda yang disebut-sebut menerima uang dari Lockheed". Dalam pidato televisinya hari Minggu dua pekan silam, Perdana Menteri Belanda, Joop den Uyl, secara terbuka berkata: "Dari pembicaraan saya dengan pangeran Bernhard, serta kesaksian A.C. Kotchian di Washington, pemerintah telah menarik kesimpulan bahwa pejabat Belanda yang dimaksud itu adalah Bernhard". Bahkan sebelum kabinet memutuskan untuk membentuk komite penyelidik Bernhard, yang juga Inspektur Jenderai Angkatan Perang Belanda, mendesak agar terhadap tuduhan yang diarahkan pada dirinya supaya segera dilakukan pemeriksaan. Ketika panitia tiga orang pemeriksa itu dibentuk pekan silam, dari Swiss tersiar keterangan Hubert Weisbrod, pengacara Lockheed yang melakukan pembayaran uang pelancar dari tahun 1958 hingga 1962. Tidak membantah berita penyogokan 1,1 juta dollar kepada pembesar Belanda, Weisbrod juga berkata: "Saya yakin bahwa uang itu tidak masuk dalam saku sang pangeran". Lalu ke saku siapa? Pertanyaan ini sukar dijawab. Dan Bernhard juga dalam posisi sulit. Sebagai seorang pilot mahir dan keluarga istana, sejak lama pangeran ini menduduki posisi penting dalam pabrik kapal terbang Fokker -- yang merakit Star Fighter F-104 buatan Lockheed -- dan perusahaan penerbangan KLM Dalam posisi itulah konon sang pangeran mendapatkan sejumlah uang dari Lockheed, agar Belanda memilih kapal terbang buatan Amerika itu dan menyisih kan pesawat buatan pabrik lain. Ketika mengumumkan rencana pembentukan panitia penyelidik itu, Joop den Uyl secara hati-hati juga berkata: "Ini tidak lalu berarti bahwa Pangeran Bernhard bersalah". Keterangan ini nampaknya perlu dikeluarkan sang perdana enteri, untuk mengakomodir perasaan banyak orang di negeri Belanda yang mengalami kejutan berita buruk terhadap keluarga istana. Secara amat di luar kebiasaan, orang-orang Belanda yang biasanya suka ribut terhadap soal-soal yang dianggapnya aib, kali ini lebih banyak macam orang bingung. Iltu semua tentulah harus dihubungkan dengan keharuman nama Bernhard di mata rakyatnya. Pangeran yang masih memegang kewarganegaraan Jerman sebelum menikah dengan Yuliana di tahun 1937 itu, mula-mula merebut hati rakyatnya ketika sebagai pilot pada Perang Dunia ke-II, ia ikut bertempur melawan Jerman Nazi. Dan kedudukannya di Fokker dan KLM tidak pula dengan mudah dipisahkan dengan masa lalunya. Menurut catatan, Bernhard pernah mewakili perusahaan Jerman I.G. Faber di Paris, ketika ia masih bujangan. Hingga sekarang, pangeran ini konon masih mempunyai hubungan dengan banyak perusahaan dan bersahabat dengan hampir semua orang kaya dan politikus terkemuka di dunia. Sampai awal pekan ini, hasil pemeriksaan komisi 3 orang di Den Haag itu belum juga ketahuan. Suasana cukup tegang meliputi negeri Belanda, bukan saja karena simpati banyak orang terhadap Bernhard, tapi juga terhadap hari depan tahta dan Yuliana sendiri. Para pengamat politik di Holland meramalkan bahwa minimal Yuliana akan mengundurkan diri -- digantikan oleh anaknya, Beatrix, 38 tahun -- jika memang Bernhard terbukti bersalah. Maksimal: rongrongan makin seru terhadap sistim monarki di negeri itu. Italia: Di Roma, Menteri Dalam Negeri Italia, Luigi Gui, pekan silam memberi perintah kepada jaksa untuk menyelidiki berita penyogokan Lockheed tersebut. Di Italia, orang yang didesas-desuskan sebagai menerima sogok adalah Luigi sendiri. Karena itu ia amat marah. Awal pekan silam, pembesar Italia ini muncul di depan pers dengan pernyataan: "Saya telah menerima laporan dari suatu komisi Kongres Amerika yang menyelidiki penyuapan Lockheed di luar negeri. Di sana tidak ada petunjuk yang melibatkan saya". Seperti di Holland, juga di Italia belum ketahuan hasil pemeriksaan heboh penyogokan tersebut. Koran-koran Italia baru-baru ini menuduh seorang "menteri pertahanan dan seorang bekas menteri lainnya" telah menerima 1,5 juta dollar dari Lockheed di tahun 1970 dan 1971. Uang itu konon untuk melancarkan penjualan 14 buah pesawat Hercules TC 130 yang dibutuhkan oleh Angkatan Udara Italia. Salah satu dari tokoh yang disebut-sebut koran Italia itu adalah Luigi Gui itulah. Jerman Barat: Laporan Angkatan Udara Jerman Barat menyebut bergugurannya pesawat-pesawat Star Fighter yang dirakit oleh Fokker Negeri Belanda. "Daam waktu 15 tahun kami melihat 178 pesawat jenis itu jatuh dengan 85 pilot sebagai korbannya". Karena banyak korban itulah maka konon di kalangan Angkatan Udara Republik Federasi Jerman, Star Fihter itu dikenal pula sebagai "Pembuat Janda". Ternyata bukan saja menciptakan banyak janda, pesawat tempur buatan Lockheed ini juga menjadi penyebab ketegangan dalam tubuh NATO, terutama antara Perancis dengan Jerman. Ini adalah akibat dari urusan dagang juga. Perancis yang membuat pesawat tempur Mirage sebenarnya ingin melihat NATO tidak usah tergantung pada senjata buatan Amerika Serikat. Begitu bernafsunya orang-orang Perancis ini hingga mereka pun berniat melakukan penyogokan. Barangkali saja uang sogoknya kurang dari yang ditawarkan oleh Lockheed. Buktinya: Mirage kalah bersaing dengan Star Fighter yang suka bikin janda itu. Dan akibat makin banyaknya janda Jerman, Laksamana Udara Werner Panitzki dipecat dari jabatan Inspektur Jenderal Angkatan Udara Jerman. Di awal tahun tujuh puluhan, pemerintah Bonn bahkan menghentikan penggunaan pesawat yang gemar jatuh itu. Hongkong: Pernah lihat iklan Cathay Pacific Airways (CPA) yang memperagakan scorang pilot yang memuji-muji pesawa TriStar Lockheed? Pilot itu berpangkat kapten bernama E.B. Smith. Nah, orang yang berkebangsaan Inggeris itu juga terlibat skandal penyuapan. Sekarang Smith dikabarkan sudah berada di Eropa setelah mengundurkan dari jabatan Direktur perasi Penerbangan CPA Senin pekan silam. Presiden Lockheed, A.C Kotchian, menyebut jumlah 80 ribu dollar yang telah ia serahkan kepada "seorang pejabat penting di CPA". Penyelidikan yang saksamalah yang kemudian menemukan Smith sebagai terlibat dalam pembelian pesawat TriStar buatan Lockheed. Begitu jelas duduk soalnya, Smith mengundurkan diri dan langsung terbang meninggalkan Hongkong ke Eropa. Dan uang yang diterima oleh Smith, dalam waktu dekat akan dibayarkan kembali oleh CPA kepada Lockheed. Belom ada penjelasan mengenai akan dituntut tidaknya Smith itu. Jepang: Nama bekas Perdana Menteri Kakuci Tanaka tiba-tiba muncul kembali di koran-koran Jepang pekan silam. Dalam suatu konperensi pers, Wakil Direktur Jenderal Pertahanan Jepang, Kubo Takuya, mengungkapkan keputusan Tanaka di tahun 1972 untuk membeli pesawat anti kapal selam bagi pasukan Bela Diri Jepang. Pihak Pasukan Bela Diri Jepang pada mulanya berhasrat membeli pesawat-pesawat buatan dalam negeri, tapi Tanaka menginginkan buatan luar negeri. Sebulan kemudian, Nopember 1972, Lockheed memenangkan tender penjualan pesawat ke Jepang, setelah mengalahkan penawaran yang dimajukan oleh McDonnell Douglas Air Craft yang juga milik Amerika. Soal heboh sogokan Lockheed di Jepang ini sebenarnya tidak bermula pada keputusan Kakuei Tanaka. Nopember 1959, pemerintah Jepang akhirnya memutuskan untuk membeli sejumlah Star Fighter F-104 setelah sebelumnya diketahui luas bahwa pesawat F-11 -F keluaran Grumman yang dipilih. Kemudian terbukti bahwa di balik terpilihnya pesawat buatan Lockheed itu, berputar uang sebesar 7 juta dollar. Uang sogokan itu konon dibayarkan lewat Kodama -- seorang Godfather golongan kanan Jepang. Kabarnya Kodama ini juga yang bermain ketika di tahun 1970 All Nippon Air Lines membeli pesawat TriStar. Pihak oposisi Jepang amat sibuk dengan soal skandal ini. Hasrat mereka untuk menjatuhkan kabinet Takeo Miki mendapatkan jalan terbuka. Dengan mendesak agar sejumlah tokoh LDP Partai yang berkuasa -- dimintai kesaksian di depan sidang parlemen, golongan Oposisi yang dimotori oleh Partai Sosialis Jepang menghendaki ditelanjanginya permainan pihak pemerintah. Kodama yang sejak lama dianggap orang yang amat berpengaruh terhadap pemimpin LP, adalah musuh utama pihak oposisi. Tapi karena orang itu tidak terlibat di permukaan politik, sulit juga menjebaknya. Sebelum selnuanya menjadi terlambat, Takeo Miki buru-buru membentuk panitia penyelidik. Pekan silam, LDP mengirimkan Bunsei Sato dan Eichi Naguse ke Amerika Serikat. Kotchian kabarnya tidak bersedia memberikan nama-nama pasti yang terlibat penyogokan itu di Jepang. "Ini atas permintan Deparlu Amerika yang disetujui oleh komite penyelidik Senat", kata Presiden Lockheed itu. Terhadap tekanan kepada Miki untuk mengambil tindakan dana ribut Lockheed ini, di Tokyo pekan silam Miyazawa, Menlu Jepang, berkata: "Pemerintah sekarang ini hendaknya jangan mengambil tindakan khusus sehubungan dengan ribut penyuapan itu" Alasannya? "Suara yang terdengar itu masih bukan suara resmi pemerintah Amerika Serikat". AS & Di Mana-Mana: Siapa bilang pemerintah Amerika tinggal diam? Lewat juru bicaranya Ron Nessen, Presiden Ford pekan silam muncul di halaman-halaman surat kabar dengan kemarahan terhadap perusahaan Amerika yang menyogok di luar negeri. "Ford mengutuk dengan kata-kata tajam tindakan semacam itu", kata Nessen. Bukan cuma mengutuk. Ford juga berjanji untuk menghapus nama-nama perusahaan yang main kotor itu dari daftar perusahaan yang jadi leveransir pemerintah Amerika Serikat. Sementara kemarahan Ford itu masih belum mendapatkan wujud kongkrit heboh terus saja melanda Jepang, Hongkong, Jerman, Belanda, Italia, Turki. Swedia dan Meksiko. Bagaimana di Indonesia? Indonesia memang pernah membeli pesawat-pesawat Lockheed sejak zaman Sukarno. Tapi pemerintah kini rupanya tak menganggap perlu ada penyelidikan perkara itu. Tak perlu ribut-ribut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus