Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Investigasi

Tinggal Tulang-Belulang?

13 April 2003 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

RUKO di kawasan Pecenongan, Jakarta Pusat, itu amatlah sederhana. Jauh dari kesan mencolok, bahkan tak memiliki satu pun papan nama. Mesti tak ada yang menyangka, bangunan di samping Hotel Red Top itu adalah kantor pusat di mana semua bisnis keluarga Ongko kini dikemudikan. Setelah Ongko tua terbelit perkara, dan beberapa bulan terakhir tak tampak lagi di kantor dan rumahnya, posisi nakhoda kini diambil alih Irsanto Ongko, putra ketiga sang taipan. Seorang pejabat teras Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) mengatakan, jika dihitung dengan kalkulator normal, kelompok usaha yang pernah malang-melintang di jagat bisnis itu mestinya sudah bangkrut. Sebagai bekas pemilik Bank Umum Nasional (BUN), Ongko dicekik utang Rp 8,34 triliun—dari total Rp 12,067 triliun dana bantuan likuiditas Bank Indonesia (BLBI) yang pernah dikucurkan. Sisanya menjadi tanggungan kongsinya, Bob Hasan, yang masih meringkuk di penjara Nusakambangan. Dari utang segunung itu, Ongko baru membayar Rp 8,6 miliar alias sekitar 0,1 persen saja. Dalam perjanjian yang dia teken 18 Desember 1998 lalu, Ongko berjanji akan menyerahkan 20 perusahaannya ke PT Arya Mustika Mulia Abadi, perusahaan induk yang dibentuk BPPN, plus tanah dan bangunan aset lima perusahaan Ongko. Namun, setelah sekian lama, baru pekan lalu ia genap menyerahkannya. Sudah begitu, bukan hanya "malas" melimpahkannya, sebagian besar aset ternyata bermasalah. Beberapa malah sudah dijaminkan ke kreditor lain. Lalu, benarkah grup Ongko tinggal tulang-belulang, dan ia telah jatuh melarat? Entahlah. Tapi, yang jelas, putra kesayangannya, Irsanto, selalu terlihat meluncur dengan mobil mewahnya, sebuah Land Cruiser Cygnus seharga hampir semiliar rupiah. Tempat tinggalnya pun di sebuah apartemen mentereng. Dan hampir saban sore, pemuda berkaca mata ini rutin kongko-kongko di restoran mahal favoritnya di Hotel Grand Hyatt, Jakarta. Bahkan belakangan santer terdengar kabar, Ongko diam-diam telah membeli kembali aset-asetnya dari BPPN senilai ratusan miliar rupiah. Toh, sinyalemen itu keras dibantah Irsanto. "Nggak ada itu," katanya dengan nada tinggi.

Yang Diserahkan ke BPPN

1. PT Sanggraha Dhika
Bidang: pengelola Hotel Red Top Pacenongan, Jakarta.
Pemegang saham: PT Aryaputra Graha (70%), PT IndokisarDjaya (15%), PT Misori Utama (15%).

2. PT Segitiga Plaza Hotel
Bidang: pengelola Hotel Aston Atrium, Jakarta
Pemegang saham: Grup Ongko melalui PT Aryaputra Graha dan PT Indokisar Djaja (60%), dan PT Gemala Propertisindo milik keluarga Wanandi (40%)

3. PT Segitiga Atrium
Bidang: pengelola Atrium Plaza, Senen
Pemegang saham: grup Ongko (60%) dan Gemala (40%).

4. PT Griyapotensa Karyamaju
Bidang: realestat
Pemegang saham: PT Misori Utama (50%), PT Badra Arta (50%)

5. PT Ongko Surya Lokajaya
Bidang: realastat
Pemegang saham: PT Indoland Jaya (50%) dan PT Arya Bumi Graha (40%)

6. PT Nur Akbar
Pemegang saham: PT Arya Bumi Graha (90%) dan PT Indograha Purijaya (10%)

7. PT Pura Pratista Paramita

8. PT Mahkota Berlian Cemerlang *)
Bidang: realestat di Surabaya
Pemegang saham: PT Indokisar Djaja (99%), PT Misori Utama (1%)

9. PT Beruang Mas Putra Kencana *)
Bidang: perdagangan
Pemegang saham: Timotius Yuyuh (40%), Troy Hartono (12%), Hans Karel (40%), Ary Halim (4%), Julmanto (4%)

10. PT Sukamulia Bumi Makmur *)

11. PT Gemala Misori *)
Pemegang saham: PT Misori Utama (50%), PT Purimas Gemala (50%)

12. PT Mactri Inti*)

Perusahaan nonproperti

1. PT Mbf Buana Multicorpora
Bidang: Produsen sarung tangan di Medan, Sumatera Utara.
Pemegang saham: MBf USA Inc (70%), PT Prakarsa Bangun Mandiri (15%), PT Sigmakarya Perdana Multicorpora (8,3%), PT Megaterang Apindo (16,7%), PT Faidindo Mulia Abadi (16,7%), PT Niagatama Lestari Semesta (7,2%)

2. PT Mitra Dana Utama*)
Bidang: sekuritas

3. PT KIA Serpih Mas*)
Bidang: produsen keramik lantai
Pemegang saham: PT KIA, Tbk (100%)

4. PT KIA, Tbk.*)
Bidang: penghasil tegel porselin dan barang saniter
Pemegang saham: PT Ongko Multicorpora (67,53%), Merril Lynch Piersce Fenner and Smith (9,99%), Kaharudin Ongko (2,35%), masyarakat (19,42%)

5. PT Metro Utama Raya Electronics*)
Bidang: produsen pita kaset dan rekaman merek HDX dan Verrox
Pemegang saham: PT Ongko Parama Muticorpora (35%), PT Ongko Multicorpora (16%), Laude Mega Kharisma (12%)

6. PT Cempaka Makropesona*)

7. PT Sinar Makropesona Sejahtera*)

8. PT Nusa Utama Medicalindo*)

Tanah dan bangunan

1. PT Indokisar Djaya*)
Bidang: induk perusahaan properti grup Ongko
Pemegang saham: PT Ongko Multicorpora (88%), PT Aryaputra Graha (22%)

2. PT Misori Utama
Pemegang saham: PT Indokisar Djaja (99%), PT Arya Hasta Pramindo (1%)

3. PT Fontana Garden Development
Bidang: pengelola proyek perumahan di Jakarta
Pemegang saham: PT Indokisar Djaja dan Misori Utama

4. PT Green Hill Garden
Pemegang saham: PT Indokisar Djaja (90%), PT Misori Utama (10%)

5. Rumah dan apartemen milik grup Ongko

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus