Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Anda berada di mana? Ulon na lam naggroe (saya ada di Aceh). Nama Anda disebut-sebut sebagai orang yang membiayai peledakan bom malam Natal. Itu karena ketidakmampuan polisi Indonesia menemukan pelaku bom yang sebenarnya. Cara yang gampang bagi polisi adalah mengaitkan peledakan di malam Natal dengan GAM. Polisi menjadikan perjuangan suci kami sebagai tumbal. Saya panglima bintara. Jadi, nama saya begitu mudah dicatut. Saya tegaskan, tidak ada kebijakan AGAM melakukan pengeboman di Indonesia. Itu kerjaan aparat Indonesia sendiri dan Tommy Soeharto. Tapi Edi Sugiarto mengaku sudah menerima uang Rp 159 juta dari Anda. Siapa Edi? Saya memang pernah mendengar nama Jawa itu, tapi saya tidak mengenal dia. Edi adalah perakit bom Medan. Sedangkan Akim dan Lingga perakit isi bahan peledak. Mereka bertiga ditangkap di Medan. Berdasarkan keterangan Edi, Anda yang membiayai pekerjaan mereka. Tidak benar. Semua fitnah. Saya memang kenal Lingga. Tapi dia juga korban fitnah. Karena kelompok Fauzi Hasbi menuduh dia GAM, lalu aparat Indonesia menangkap Lingga. Saya tidak kenal Akim dan Edi. Anda kenal baik Fauzi Hasbi? Ya, saya kenal. Dia masuk dalam daftar wanted kami. Dia adalah sipil bersenjata yang makan gaji dari kodam. Dia juga membuat keresahan di Aceh. Ada dua tokoh lain sekaliber dia, Teungku Maulida dan Teungku Rizal. Mereka itu anggota Majelis Pemerintahan (MP) GAM yang kegiatannya dibiayai Kodam Bukit Barisan. Di lapisan bawahnya, ada nama seperti Arjuna. Mereka sampai sekarang selalu berjaga-jaga di pintu gerbang masuk Medan, baik di terminal bus, di bandar udara, maupun di Belawan. Tugas mereka menciduk orang Aceh yang dicurigai sebagai anggota GAM. Bukankah Fauzi Hasbi teman Hasan Tiro? Ya, itu dulu. Tapi dia berkhianat dan ingin membunuh Wali Negara Teungku Hasan Tiro. Anda juga dituding telah mentransfer sejumlah uang ke rekening di Bank BCA milik Ibrahim Abdul Manap, salah seorang tersangka peledakan bom Bursa Efek Jakarta, 13 September 2000 lalu. Saya tidak pernah berurusan dengan bank. Bila kami perlu sesuatu di Jakarta, misalnya beli baju seragam, kebutuhan-kebutuhan logistik, kami selalu memakai uang tunai, tidak melalui bank. Itu fitnah. Jadi, siapa yang melakukan pengeboman di Medan itu? Kami tidak tahu karena kami tidak punya urusan dengan itu. Mungkin Tommy dan aparat TNI yang dibantu kelompok Fauzi Hasbi. Kami memang punya bom, tapi tidak untuk digunakan di luar Aceh. Bom kami gunakan untuk mencederai aparat TNI dan Polri yang berupaya mengejar-ngejar kami di Aceh. Siapa atasan Anda? Wali Negara Teungku Hasan Tiro dan Panglima Abdullah Syafi'ie.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo