Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ringkasan Berita
Tan Malaka dinilai bukan seorang idealis.
Dia mengidentifikasikan dirinya sebagai materialis.
Jejak itu terlacak pada mahakaryanya, Madilog: Materialisme, Dialektika, dan Logika (1943).
TULISAN Ahmad Sahidah, “Kosakata Tan Malaka” (majalah Tempo, April 2016), menyanjung ketangkasan berbahasa pemikir berdarah Minang itu, terutama atas keberhasilannya menjelaskan istilah sains-filsafat ke bahasa sehari-hari. Juga upaya konsistennya memberikan padanan istilah asing ke bahasa Indonesia, seperti “persangkaan” untuk “hypothesis” dan “kamar ilmu pisah” untuk “laboratory”.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo