Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
SEBUAH kota yang membosankan: Oran. Atau sebuah kota kecil yang bisa didefinisikan sebagai kebosanan: tanpa burung merpati, tanpa pepohonan, tanpa taman dan gemeresik daun-daun. Orang bekerja, bercintaan, dan mati dengan kedataran yang sama. Tak ada drama. Tak ada pathos. Gelora perasaan minimal. Penghuni Oran menyukai “kesenangan-kesenangan sederhana”: pacaran, melirik lawan jenis, nonton bioskop, mandi-mandi di laut. Anak-anak muda memang bisa bergairah, tapi gairah yang cepat lewat. Orang-orang tua hanya main boules, kelereng sebesar jeruk bali yang dilemparkan ke arah depan, atau makan-makan di klub, atau berjudi: dosa kecil mereka....
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo