Darah Kita Juga

DI TV3 Malaysia, 17 September 1992, sekitar pukul 21.30 WIB, suatu pemandangan tragis dan mengenaskan terlihat jelas dan vulgar. Sketsa ironis keangkaramurkaan manusia terjadi begitu biadabnya, seolah-olah ingin mengulang lembaran sejarah kelam pembantaian manusia atas manusia. Bosnia kini tengah dirundung kedukaan yang dalam, darah mengalir begitu derasnya di kanvas bumi yang semakin sarat menanggung beban ini. Itu terjadi pada saat hak-hak asasi manusia digaungkan sedemikian nyaringnya. Bosnia adalah potret buram manusia yang telah lepas dari akar nuraninya. Tiada lagi iba, tiada lagi cinta. Bosnia adalah luka yang teramat pedih untuk disaksikan bagi orang-orang yang sehat. Harkat martabat dan peradaban manusia kembali diempaskan oleh kebiadaban yang sangat luar biasa. Ambisi ternyata telah mengoyak arti perdamaian yang sejati, dan ambisi pula yang melahirkan karya berupa bingkai kedustaan dan kenistaan. Saudara-saudaraku penyanjung perdamaian dan penjunjung kasih sayang, apa yang bisa kita lakukan untuk luka Bosnia? Darah Bosnia adalah darah kita, darah yang diamanatkan Sang Pencipta untuk dijaga, bukan untuk ditumpahkan begitu saja dengan percuma. Detik ini, Bosnia masih menangis, ratapnya hadir ke hadapan kita. Lalu, apa jawab kita selanjutnya? EKA ADHADIONO Brig. Pol. K.S. Tubun 72 Ungaran Jawa Tengah