Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bahasa

Dulu Mahal, Sekarang Apalagi

15 Oktober 2000 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KSATRIA hanya hebat sebagai bahan cerita. Di belakang citra gagahnya adalah ongkos melulu. Peter Drucker menghitung: untuk memelihara seorang ksatria, diperlukan empat kuda dan enam manusia. Dan kuda-kuda serta tenaga kerja itu harus dihidupi oleh hasil seluruh produksi 8 sampai 10 usaha pertanian.

Mahal? Memang. Tapi itu zaman dahulu. Sekarang mungkin lebih mahal. Letjen TNI (Purn.) Sayidiman Suryohadiprojo, mantan Wakil KSAD, menyusun rumus: di belakang setiap prajurit tempur TNI-AD, perlu ada tiga personel lain dari jajaran AD untuk mendukungnya (dengan segenap perlengkapan yang makin beraneka).

Dengan rasio 3 : 1 itu, diperlukan 18 ribu personel untuk menjadikan satu brigade TNI-AD bisa beroperasi efektif. Perhitungannya, di belakang satu brigade tempur berkekuatan 4.500 orang, terlibat 13.500 personel lainnya guna mendukung kepentingan logistik, pemeliharaan alat, administrasi keuangan, dan pembinaan teritorial. Pembentukan satuan tempur dengan rumus ini disebut slice.

Dalam organisasi militer di Eropa dan Amerika, yang menggunakan divisi sebagai satuan dasar operasional (SDO), dikenal division slice, yaitu jumlah personel militer per divisi dan personel lain dalam jajaran AD untuk membuat divisi itu beroperasi efektif.

Division slice dalam organisasi AD AS beberapa tahun lalu adalah 100 ribu orang. Jumlah personel dalam divisi AS 18 ribu personel, jadi diperlukan 82 ribu orang di belakangnya. AS memang mewah dalam penggunaan personel, logistik, peralatan, dan uang, sehingga rumus slice mereka adalah 4 : 1.

Berkat perkembangan teknologi, satuan tempur dapat disusun lebih kecil dengan menghasilkan daya tempur yang sama. Sehingga, menurut Sayidiman (Mengabdi Negara sebagai Prajurit TNI, Pustaka Sinar Harapan, 1997), untuk lebih hemat dan efisien, rasio itu perlu diusahakan menjadi 2 : 1. "Namun," katanya, "karena kita menganut Sishankamrata, di atas unsur operasional dan logistik itu ditambahkan unsur teritorial, sehingga rasionya buat TNI adalah 3 : 1."

Dengan brigade slice yang 18 ribu, untuk membentuk 10 brigade TNI-AD diperlukan 180 ribu personel. Kini pengerahan satuan-satuan operasional (baik TNI maupun Polri) sering dilakukan dalam satuan setingkat kompi (SSK). Ukuran standar satu kompi adalah 150 orang.

Dulu yang menopang ksatria adalah Pak Tani. Kini ada banyak "Pak" lain yang ikut menunjang serdadu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus