Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Sebuah pelajaran sedang dipetik dari negeri Cina. Awalnya adalah perdebatan tentang kontrak penjualan gas Tangguh ke Negeri Naga ini. Ini hal yang wajar. Soalnya, menurut Wakil Presiden Jusuf Kalla, bila kontrak yang direncanakan akan dilaksanakan mulai tahun depan ini dijalankan, Indonesia berpotensi rugi Rp 750 triliun alias hampir senilai anggaran pendapatan dan belanja negara tahun lalu. Presiden Yudhoyono pun bertindak sigap: sebuah tim perunding dibentuk. Tim yang dipimpin Menteri Koordinator Ekonomi Sri Mulyani ini ditugaskan untuk menegosiasi ulang kontrak agar Indonesia mendapat hasil yang lebih baik dari penjualan gas itu.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo