ADA berita gembira yang agak terlewatkan di tanah air, harga minyak naik. Kenaikan ini terutama tampak pada minyak "patokan" Amerika Serikat, WTI atau West Texas Intermediate, yang dalam minggu kedua bulan Mei ini melonjak menjadi US$ 18,32 per barel. Dibandingkan dengan harga rata-rata bulan April, US$ 16,34, WTI naik hampir $ 2 setiap barel.Salah satu sebabnya adalah permintaan minyak di Amerika Serikat yang meningkat. Selain itu, di luar perkiraan semula, selama bulan April ada akumulasi pengurangan suplai minyak dari berbagai bagian dunia yang diberitakan mencapai 350 ribu barel per hari. Namun, tak semua harga minyak ikut menguat sehebat WTI. Harga Brent pada saat yang sama tercatat sebesar US$ 16,56 per barel, sedangkan basket OPEC mencapai US$ 15,85 per barel. Kedua jenis minyak ini masing-masing naik US$ 1,50 dan US$ 1,35 dibandingkan harga rata-rata bulan April.Apa sebenarnya yang menjadi pendorong perbaikan harga minyak itu? Dari laporan IEA tanggal 5 Mei 1994 dapat dicatat bahwa permintaan minyak negara OECD dalam triwulan pertama 1994 lebih besar dari perkiraan semula.Dibandingkan dengan triwulan pertama 1993, terjadi kenaikan 0,8 juta barel per hari. Ini mempengaruhi persepsi pasaran futures.Ketegangan dan kekerasan di beberapa negara penghasil minyak ikut pula mempengaruhi penguatan harga minyak. Perang saudara di Yaman dapat mempengaruhi produksi negara itu yang kini sudah mencapai lebih dari 300 ribubarel per hari. Demikian juga peningkatan kekerasan di Algeria. Ketegangan dan ketidakstabilan politik juga mengakibatkan penurunan produksi sebesar lebihdari 100 ribu barel sehari di Nigeria. Demikian juga di Venezuela, yang diberitakan sempat menurunkan produksi lebih kurang 70 ribu barel sehari.Selain itu, ada masalah-masalah teknis yang juga menurunkan suplai cukup besar. Di Laut Utara, lapangan Flotta -- berkapasitas 110 ribu barel lebih --terhenti lebih dari dua minggu. Di Kanada, terjadi pengurangan produksi minyak sintetis karena ada pemeliharaan (maintenance) lapangan yang berkepanjangan.Begitu juga dengan penutupan sebagian Trans- Alaska Pipeline untuk perbaikan.Dan di Mesir ada pengurangan produksi karena ada anjungan yang ditabrak kapal.Yang tak kurang menarik adalah berita dari Iran. Negeri ini, yang suka sesumbar dapat berproduksi sekurang-kurangnya 4,2 juta barel per hari, sejak akhir tahun lalu dikabarkan mengalami kesukaran teknis di lapangan minyak Marun yang berkapasitas produksi 600 ribu barel sehari. Karena sifat kerahasiaan operasi perminyakan di Iran, sukar diketahui dengan pasti bagaimana keadaan sebenarnya. Semula diperkirakan bahwa gangguan itu bersifat sementara. Tapi tampaknya hingga kini gangguan itu masih belum dapat diatasi.Dikabarkan, Iran saat ini berproduksi 150 ribu barel di bawah kuotanya yang 3,6 juta barel per hari.Memang beberapa kenaikan produksi di kawasan lain dapat mengkompensasi sebagian penurunan ini. Namun, secara menyeluruh masih terjadi kekurangan suplai yang cukup berarti yang menyebabkan harga minyak, terutama di pasarfutures NYMEX, bergerak ke atas. Apakah euforia ini akan dapat bertahan?Faktor-faktor apa yang dapat mempengaruhi perkembangan harga minyak selanjutnya?Ada beberapa alasan teknis yang mungkin akan menekan dan membalik kecenderungan naik harga di pasaran minyak dalam waktu dekat ini.Peningkatan harga minyak sekarang terutama "ditarik" oleh harga minyak WTI.Peningkatan ini tak diikuti sepenuhnya oleh harga minyak mentah lain maupun oleh produk minyak. Akibat yang dapat terjadi adalah bahwa harga minyak WTI akan ditarik ke bawah oleh minyak lain.Kenaikan harga minyak mentah tanpa kenaikan harga produk minyak yang memadai akhir-akhir ini menyebabkan penurunan margin kilang di Amerika Serikat danEropa. Keadaan ini telah mendorong para operator kilang untuk mengurangi kegiatannya (refinery run), dengan akibat mengurangi permintaan minyak di pasaran minyak mentah. Pengurangan permintaan yang dapat menekan harga minyak ini juga akan diperkuat oleh persepsi pasar. Para pedagang mulai berhitung bahwa gangguan suplai, yang terjadi sementara ini, sebagian sudah akan dapat teratasi.Diperkirakan, misalnya, suplai lapangan Flotta akan mulai memasuki pasar dalam minggu mendatang. Demikian juga masalah pemeliharaan lapangan di Kanada danTrans-Alaska Pipeline sudah akan selesai dalam kurun waktu yang sama. Mungkin pada waktu itu telah juga ada kepastian apa yang akan terjadi dengan kelanjutan produksi minyak di Yaman.Ini semua menyebabkan bahwa besar kemungkinan kecenderungan naiknya harga minyak tak akan berlanjut. Namun, dapat diperkirakan bahwa tingkat hargaminyak akan tetap lebih baik dari keadaan bulan Maret lalu, ketika harga rata-rata minyak WTI kurang dari US$ 14,70 dan harga harian basket OPEC di bawah US$ 13,30 per barel.Faktor yang akan menjadi pencegah jatuhnya harga ialah perkiraan bahwa OPEC tak akan melanggar ceiling-nya. Sedangkan negara pelanggar kuota kronis,seperti Iran dan Nigeria, untuk sementara tak dapat berproduksi lebih. Jika negara-negara OPEC dapat bertahan diri dan tak melanggar kuota secara berlebihan pada triwulan III/1994, pada waktu diperkirakan ada kenaikan musiman permintaan minyak, maka harga minyak masih dapat tetap lebih baik dibandingkan bulan Maret lalu.Khusus bagi Indonesia, dengan mekanisme perhitungan harga ekspor I.C.P. (Indonesian Crude Price), maka naik atau turunnya harga minyak di pasar internasional tak secara langsung akan berdampak pada harga ekspor minyakIndonesia. Karena itu, harga ICP Minas bulan Maret masih US$ 14,46 setiap barel, sekalipun harga rata-rata Minas bulan Maret di pasar internasional adalah US$ 13,84. Namun, perbaikan harga minyak internasional bulan Aprilberdampak pula pada ICP Minas yang menjadi US$ 15,4. Sedangkan harga ICP Minas untuk bulan Mei adalah US$ 15,76. Dengan demikian, sekalipun lonjakan hargaminyak selama bulan April dan Mei ini benar-benar bersifat sementara, sekurang- kurangnya telah menguntungkan, berupa tambahan penerimaan Negara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini