Maraknya aksi protes menentang SDSB (TEMPO, 20 November, Laporan Utama) membuat Pemerintah harus berpikir lagi untuk kelangsungan SD yang satu ini. Suara-suara dari lembaga legislatif pun berkeinginan agar SDSB dihapus, lalu diganti dengan yang dapat diterima semua pihak. Para intelektual, cendekiawan, dan pemuka agama, semuanya menginginkan agar SDSB dicabut saja. Soalnya, bila ditinjau dari banyak aspek, dampak negatif yang ditimbulkan SDSB lebih besar daripada dampak positif. Itu terlihat secara jelas ditunjukkan dalam setiap protes atau unjuk rasa. Bagi Pemerintah, menurut saya, pencabutan SDSB akan memberi manfaat, di antaranya menaikkan wibawa pemerintah Orde Baru, baik di dalam maupun di luar negeri. Di dalam negeri, misalnya, pemerintah akan memperoleh simpati dari rakyatnya yang ber Ketuhanan Yang Maha Esa karena telah menghapus suatu bentuk perjudian yang dilarang oleh setiap agama. Di mata luar negeri, pemerintah Orde Baru akan mendapat simpati karena mau menerima masukan dari rakyatnya. Itu menandakan suatu pemerintahan yang demokratis. Manfaat lainnya adalah membantu Pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan. Bila SDSB dihapus, uang yang selama ini digunakan untuk membeli SDSB akan dapat digunakan untuk hal yang produktif, sehingga dana dari desa tidak terserap lagi ke pusat. Untuk daerah Sum-Bar, misalnya, menurut sebuah harian Ibu Kota, 97,48% dana SDSB-nya terserap ke pusat. Niat baik Pemerintah untuk menghapus SDSB kita tunggu bersama. IR. ZULFIANDRI Jalan Babakan Tengah 101 Dramaga, Bogor 16680 Jawa Barat
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini