Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Marginalia

Pemimpin yang demokratis

Pemimpin pabrik volvo, pehr gyllenhammar, begitu terkenal. kepemimpinannya yang amat demokratis meningkatkan produktivitas buruhnya. michael maccoby lalu menokohkannya ke dalam buku yang laris, the leader.

7 Agustus 1982 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DI Swedia, hampir semua orang mengenalnya dengan sebutan ringkas, P.G. Tak mengherankan: Pehr Gylenhammar, seperti pernah ditulis orang, punya segalanya. Dia pandai memainkan gitar. Dia olahragawan layar tingkat dunia. Dia penulis tiga buku tentang masyarakat, industri dan masa depan. Dia punya sekelompok teman dekat intelektual yang menarik. Istrinya -- seorang pekerja sosial --cantik bagaikan tokoh dalam film Ingemar Bergman. Dan dalam umurnya yang 47, dia masih nampak muda, dengan blazer biru dan celana jean yang dikenakannya di akhir pekan. Tapi lebih dari semua itu: Gyllenhammar alias P.G. adalah pemimpin sebuah perusahaan dengan 65.000 buruh -- bernama Volvo. Suatu hari, dia menyuruh sejumlah insinyur untuk berkonsultasi dengan para buruh dan juga ahli ilmu jiwa. Tujuannya, seperti dituliskan Gyllenhammar sendiri, ialah mendisain tempat kerja, yang "memungkinkan tiap buruh, ketika melihat sebuah Volvo biru meluncur di jalan, berkata pada dirinya sendiri, 'Aku yang membuat mobil itu'." Dengan kata lain, P.G. ingin membebaskan para pekerja agar tak digerogoti rasa terasing dari proses kerjanya, dan bergerak tanpa harga diri seperti Charlie Chaplin dalam film Time Machine. Dibangun di Kalmar, eksperimen Volvo pun termasyhur ke seluruh dunia. Dalam hanyak hal, "revolusi" P.G. berhasil Pabrik di Kalmar itu 20% lebih produktif ketimbang pabrik Volvo lain yang konvensional, seperti yang terdapat di Torslanda. Dan seperti dinyatakan P.G. sendiri, alasannya memang ekonomis. Dia memang bersimpati kepada ide untuk mengubah kerja menjadi sesuatu yang merangsang perkembangan manusia, suatu ide sosialis, tapi dia punya juga argumentasi "kapitalistis". Di Swedia, Volvo harus bersaing untuk memperoleh buruh yang jumlahnya terbatas. Padahal tenaga kerja punya pendidikan yang kian tinggi, dan mereka kian enggan mengerjakan pekerjaan yang monoton. Akhirnya, Gyllenhammar memperoleh kedua-duanya: kemajuan baru Volvo dan kemasyhuran sebagai pemimpin yang mau ambil risiko untuk perbaikan buruhnya. Karena itulah Michael Maccoby datang kepadanya dan menokohkannya dalam bukunya yang baru, The Leader. Kita tahu bukunya yang terdahulu, The Gamesman, jadi bahan bacaan para manajer dan eksekutif di seluruh dunia. Apa yang dikemukakan The Leader, yang terbit di tahun 1981, memang tak sesegar seperti yang dikemukakan The Gamesman yang terbit lima tahun sebelumnya. Namun cara Maccoby, seorang psikiater, menyajikan tokohnya memang memikat: ada detail dan wawasan mendalam, ada sikap simpati. bahkan kekaguman. Tapi juga tetap kritis. Dia misalnya bukannya tak melihat kekurangan dalam sistem di Kalmar. Di tahun 1974 ia menemukan bahwa buruh-buruh di sana nampak pasif. Dalam tim, mereka nyaris membisu satu sama lain. Demokrasi yang konon diperkenalkan rupanya cuma terbatas pada masuknya wakil buruh dalam dewan direksi. Di tingkat bawah pabrik, partisipasi para pekerja tak cukup diundang. Waktu itu, Volvo agaknya belum meniru apa yang dilakukan di Jepang. Tapi di tahun 1979 Kalmar telah memperbaiki diri. Contoh yang ada di sana bahkan ditiru oleh pabrik-pabrik lain, terutama di daerah pedesaan Swedia. Di Vara, misalnya, sebuah pabrik mesin samodra bahkan membiarkan buruhnya menentukan, misalnya, bagaimana mengatur disiplin kerja: perlukah seorang mandor? Hasilnya: produksi di Vara terus meningkat. Demokrasi, ternyata, tak selamanya merepotkan. DALAM hubungan inilah Maccoby agaknya berbicara tentang satu ciri dari para pemimpin yang ia tampil dalam The Leader. Yakni, mereka merasa cukup aman untuk mengundang kritik. Mereka tak takut mempertahankan suatu sikap yang tak populer. Mereka tak cepat curiga, dan berprasangka, karena yakin akan perkembangan manusia. Sebab, tulis Maccoby, "tiap pemimpin yang digambarkan dalam buku ini, berjuang melawan cacat dalam wataknya sendiri." Suatu prestasi yang mengagumkan. Bukankah Henry Kissinger pernah mengatakan bahwa "suatu jangka waktu berada di kedudukan tinggi akan memakan modal intelektual kita, dan bukannya menciptakan modal itu"?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus