Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendapat
Jangan Makan Pedas

Berita Tempo Plus

Mulut Pejabat, Luka Rakyat

Abie Besman

Fulbright Scholar, Historiografer di Texas Tech University

Pernyataan nirempati para pejabat publik, termasuk Presiden Prabowo Subianto, bukan hanya menunjukkan krisis komunikasi.

24 Maret 2025 | 06.00 WIB

Ilustrasi: Tempo/Kuswoyo
material-symbols:fullscreenPerbesar
Ilustrasi: Tempo/Kuswoyo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ringkasan Berita

  • Rakyat dipanggil saat dibutuhkan, tapi dilupakan saat bicara.

  • Pemerintah sekarang tidak hanya bicara terlalu banyak, juga bicara sembarangan.

  • Pemerintah kehilangan kemampuan berkomunikasi dengan berwibawa.

DALAM wacana pembangunan, rakyat kerap disebut sebagai "modal sosial". Sebuah istilah yang terdengar akademis, tapi sejatinya bermakna sederhana: rakyat adalah sumber kekuatan dan legitimasi negara. 

Namun, di tangan kekuasaan yang tak punya empati, istilah ini bisa kehilangan makna. Ia bisa berubah menjadi sekadar dalih, kedok retoris yang dijual demi elektabilitas dan popularitas. Rakyat dipanggil saat dibutuhkan, tapi dilupakan saat berbicara. Hal yang lebih menyakitkan lagi, rakyat bisa menjadi bahan guyon, menjadi obyek olok-olok dari mulut pejabat publik yang tak pandai menjaga kata.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus