Drama seri TVRI Pondokan berjudul Mutiara dan Timur sangat jelek, terutama dalam penyutradaraan dan skenario. Pengolahan konflik terasa mengada-ada, tidak realistis. Perhatikan, realistiskah para mahasiswi ikut pusing, karena rumah pondokannya akan dibeli oleh pengusaha untuk dijadikan supermarket? Sebab, kalau memang hal itu terjadi, ya, pindah saja. Habis perkara. Coba bandingkan dengan drama seri Losmen, semua konflik yang dibangun realistis. Masuk akal dan bagus. Bagaimana penyutradaraan? Yayuk Suseno, Anita Carolina, Nani Sugianto, dan beberapa penyanyi top lainnya memang cantik-cantik. Tetapi mereka itu bukan pemain drama atau film, sehingga tampak mengalami kesulitan dalam bermain drama ini. Mereka tampak kaku. Hasilnya, tingkah urakan seorang mahasiswi tampak kurang wajar. Dalam penampilannya, tingkah laku seorang penyanyi masih tampak menonjol. Apalagi penggambaran mahasisiwi suku lawa, Sumatera, Sulawesi, dan lain-lain, seperti yang diharapkan sang pengarang sama sekali tak tampak. Kasihan. Bahkan, Nani Wijaya, pemain drama (film) senior bermain tidak pas. Pejabat Bapersi (Badan Perencana Siaran) Drama TVRI, yang selama ini selalu jeli dalam menyeleksi drama, mengapa begitu lengah? Sebaiknya, drama Pondokan jangan diteruskan Ingat, citra TVRI sudah sangat baik lho. SOETJI OETOMO Bekasi Bulak RT 05/XI Kelurahan Margahayu, Bekasi Jawa Barat
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini