ADA sebuah kebetulan di MPR. Dalam daftar anggota yang dilantik pekan lalu, terdapat lima nama yang langsung atau tak langsung punya hubungan dengan TEMPO. Mereka adalah (menurut abjad): Dahlan Iskan, Eric Samola, Goenawan Mohamad, Kartono Mohamad, dan Tuti Indra Malaon. Dahlan, bekas Kepala Biro TEMPO di Jawa Timur (1978-1982), kini memimpin harian pagi Jawa Pos yang terbit di Surabaya. Jawa Pos juga dipimpin oleh Eric Samola -- yang juga pemimpin umum TEMPO. Goenawan adalah pemimpin redaksi majalah ini. Dan Kartono Mohamad? Ketua Ikatan Dokter Indonesia ini, yang juga memimpin majalah kedokteran Medika, berhubungan dengan TEMPO setidaknya dalam dua hal: Medika juga merupakan "saudara sepenerbit" dengan TEMPO, dan Kartono termasuk kolumnis kita juga -- selain kadang-kadang memberikan resep bagi orang TEMPO yang sakit. Tuti Indra Malaon, yang dikenal sebagai aktris di film dan teater, sebetulnya juga salah seorang anggota redaksi majalah Matra, yang dipimpin Fikri Jufri -- dan juga "saudara sepenerbit" majalah kita ini. Apakah ini "fraksi" tersendiri? Tentu tidak. Sekalipun kelima "oknum" itu berasal dari satu petarangan, mereka ketemu di MPR lewat proses yang berbeda -- dan karena bidang keahlian masing-masing. Samola, 51 tahun, terpilih sebagai anggota MPR untuk kursi perimbangan hasil pemilu. Periode ini adalah periode kedua Samola di MPR. Ia sebelumnya juga duduk dalam MPR periode 1982-1987, mewakili golongan usahawan. Samola memang memulai kariernya di dunia bisnis -- ia adalah Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia -- meskipun sebenarnya ia dulu aktivis Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI). Goenawan, 46 tahun, tak terkenal sebagai aktivis apa pun. Ia, yang tak menyangka harus duduk di MPR sebagai utusan golongan, kabarnya diangkat sebagai salah satu "suara" golongan seniman dan budayawan. Ia memang penulis sastra -- meskipun di MPR ia lebih sering tampak berkerumun dengan sejumlah orang pers lain yang juga duduk di lembaga perwakilan itu, seperti Jakob Utama (Kompas), S.K. Wibowo (Berita Buana), Zulharmans Said (Ketua PWI), M. Jakobi (Pelita), G.M. Panggabean (Sinar Indonesia Baru), M. Kafrawi (Amana), H. Agil Ali (Memorandum) dan Dahlan Iskan (Jawa Pos), yang di dalam usia 37 tahun, merupakan anggota termuda dalam kelompok ini. Adapun Kartono, 48 tahun, bekas dokter TNI-AL (terakhir berpangkat mayor), masuk sebagai wakil profesi dokter, sebagaimana halnya Tuti Indra Malaon mewakili golongan seniman dan budayawan. Tuti, yang juga dosen di Fakultas Sastra UI, adalah pengasuh beberapa rubrik di antaranya Wawancara dan Arsitektur, di majalah Matra. Tapi tentu kita ingat bahwa ia aktris pemegang Piala Citra untuk film Ibunda yang banyak dikagumi itu. Demikianlah kebetulan itu terjadi, para pembaca: dari pelbagai profesi ketemu di TEMPO, dan ketemu di MPR.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini