KAMI kurang sependapat bahwa perkembangan keagamaan Islam
mencapai titik maju sekarang ini, menurut Prof. Hamka, salah
satu sebabnya yang terpenting adalah "petro dollar Timur Tengah"
(TEMPO, 9 Desember 1978).
Sebagai bahan pertimbangan, kami kutipkan pandangan Dr. A.M.L.
Stoddard: "Semakin kita perhatikan perkembangan Islam ini akan
semakin unik kelihatannya. Bila agama lain mendapat pengikut
secara lamban, dan akhirnya terpaksa ditunjang para penguasa
yang menjadi pemeluknya -- seperti agama Kristen karena Kaisar
Konstantin, Aga na Buddha karena Raja Asoka, Agama Majusi karena
Cyrus -- tidak demikian dengan Islam. Bangkit dari gurun pasir
yang dihuni para pengembara tak dikenal Islam berkembang pesat
dengan pemeluknya yang sangat sederhana hidupnya menghadapi
kerajaan-kerajaan duniawi yang kaya-raya. Meski demikiar Islam
unggul dengan mudah bagaikar mukjizat .... " dan seterusnya.
(The New World of Islam, hal. 1-2).
Hazrat Mirza Ghulam Ahmad juga menyatakan dalam Fathi Islam
bahwa justru kehancuran Kaum Muslimin dalam bidang politik
dengan runtuhnya kekhalifahan Turki, adalah titik balik
bangkitnya kembali kejayaan Islam dan naiknya matahari Islam
yang bakal menerangi seluruh muka bumi.
Bagi kita Kaum Muslimin, yang membuat kemajuan Islam adalah
mukjizat al-Qur'an, suatu kitab yang terjaga sampai Hari Qiamat
(5:48), dan contoh teladan Nabi Muhammad s.a.w. yang oleh
Newsweek 31 Juli 1978 terpilih sebagai "bintang sejarah
sepanjang masa". "Tugas kita adalah menyebarluaskan al-Qur'an
ini ke seluruh penjuru dunia, dan al-Qur'an sendirilah yang akan
menggerakkan hati umat manusia untuk kembali kepada Islam,"
tulis Maulana Muhammad Ali M.A. LL.B dalam Tahrik-i-Ahmadiyya.
IMAM MUSA PROJOSISWOYO
Jl. Otto Iskandardinata II
Rt. 003 Rw. 09 No. 7,
Bidaracina, Jatinegara,
Jakarta Timur.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini