Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Distrik Benuki di Kabupaten Mamberamo Raya, Papua, diguncang gempa bumi berkekuatan magnitudo 5,4 pada pukul 07.19 WIB pagi tadi, Kamis, 21 Maret 2024. Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Daryono, mengatakan gempa tektonik itu berlokasi di darat, pada jarak 50 kilometer arah barat laut Mamberamo Raya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Pada kedalaman 10 kilometer," katanya melalui keterangan tertulis pada Kamis, 21 Maret 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dia menyebut guncangan itu termasuk gempa bumi dangkal, diduga akibat adanya aktivitas Sesar Yapen. "Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan geser atau strike slip," kata Daryono
Berdasarkan estimasi peta guncangan, gempa M5,4 itu menimbulkan guncangan di daerah Sawai, Mamberamo Raya, dengan skala intensitas V MMI. Artinya getaran dirasakan hampir semua penduduk, sehingga membuat banyak orang terbangun. Di daerah Benuki, skala intensitasnya IV-V MMI, masih dirasakan mayoritas warga.
Dari catatan BMKG, getaran yang terasa di Mamberamo Hilir berskala intensitas IV MMI atau dirasakan masyarakat yang berada di dalam rumah. Efeknya berskala III-IV MMI di Kota Burmeso, lalu III MMI di Kota Botawa, Kota Sarmi, hingga Kota Serui. Warga di Kota Mulia juga masih merasakannya dengan intensitas II-III MMI.
Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan akibat gempa bumi tersebut. BMKG memastikan guncangan bumi itu tidak berpotensi tsunami. Dari peninjauan hingga pukul 07.32 WIB tadi, tidak ada sinyal gempa susulan.
Seperti biasa, Daryono tetap mengingatkan masyarakat di daerah terdampak gempa agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh kabar yang belum jelas kebenarannya. Masyarakat diminta memastikan dampak getaran alam itu terhadap rumah masing-masing. “Sebelum anda kembali ke dalam rumah,” katanya.