Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

4 Jenis Kanguru Pohon di Papua, Ada Mantel Emas, Hingga Dingiso yang Dianggap Sakral

Berbeda dengan kanguru darat, kanguru pohon di Papua punya banyak jenis, bahkan ada yang dianggap hewan sakral.

17 Januari 2024 | 13.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Seekor Kanguru pohon meraih bunga yang telah dirangkai menjadi menarik untuk dijadikan makanannya dalam sesi makan bertemakan Natal di kebun binatang Sydney Taronga di Australia, 9 Desember 2014. REUTERS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Selain bisa ditemui di Australia, kanguru merupakan satwa yang hidup di Asia terutama di Papua. Jenis kanguru ini dikenal sebagai kanguru pohon yang hidup arboreal, atau menghabiskan hidup di pepohonan. Berbeda dengan kanguru darat yang sangat suka melompat, kanguru pohon menghabiskan hidupnya di pepohonan hutan hujan tropis yang lebat.

Dilansir dari ifaw.org, kanguru pohon memiliki karakteristik unik, yakni lengan yang panjang dan berotot, cakar melengkung dan tajam, serta kaki belakang besar dan empuk yang menempel di sekitar pohon untuk membantu memanjat. Sementara itu, ciri khas kanguru pohon adalah ekornya panjang dan lebat, yang bertujuan mendorong dan menjaga keseimbangan dan stabilitas mereka di atas pohon.

Selain itu, satwa ini termasuk dalam keluarga Macropodidae dengan ciri khas kantung pada bagian depan badannya. Kendati demikian, ukuran, berat, dan warna bulu kanguru pohon dapat berbeda-beda berdasarkan spesiesnya. Oleh sebab itu, simak berikut ini empat jenis kanguru pohon, dirangkum dari berbagai sumber.

1. Kanguru pohon Mantel Emas

Dikutip dari indonesia.go.id, kanguru pohon Mantel Emas ditemukan pada 1990 oleh Pavel German di wilayah terpencil di Pegunungan Foja, Papua. Satwa ini juga ditemukan di pegunungan Torricelli, Papua Nugini, pada ketinggian 680-1.700 meter diatas permukaan laut. Kanguru pohon Mantel Emas memiliki bulu pendek dan halus yang berwarna coklat muda. Bagian leher, pipi dan kakinya berwarna kekuningan, dengan sisi bawah berwarna pucat dan dengan dua garis keemasan. Jenis ini mempunyai panjang tubuh berkisar 41-77 cm, dengan panjang ekor 40-80 centimeter, dan berat 7-15 kilogram. Berdasarkan data dari International Union for Conservation of Nature (IUCN), kanguru pohon Mantel Emas merupakan hewan langka yang nyaris punah karena jumlahnya tidak lebih dari 10-15 ekor setiap spesiesnya.

2. Kanguru pohon Wondiwoi

Spesies ini ditemukan pada 1928 oleh Profesor Ernst Mayr dari Jerman di Pegunungan Wondiwoi, Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat. Dilansir dari biodiversitywarriors.kehati.or.id, kanguru pohon Wondiwoi atau Wondiwoi Tree-kangaroo memiliki nama latin Dendrolagus Mayri. Satwa endemik ini mempunyai berat sekitar 9,25 kilogram. Bulunya berwarna hitam suram dengan beberapa bagian yang berwarna kekuningan. Daerah pantat dan tungkai berwarna kemerahan dengan ekor keputihan. IUCN Red List memasukkan satwa ini sebagai spesies Critically Endangered atau spesies yang sangat terancam punah karena populasinya tidak diketahui.

3. Kanguru pohon Huon

Dikutip dari animaldiversity.org, kanguru pohon Huon atau Dendrolagus Matschiei ditemukan di Semenanjung Huon di Papua Nugini dan Pulau Umboi. Jenis yang hidup pada ketinggian 1000 hingga 3000 meter di atas permukaan laut ini memiliki panjang tubuhnya berkisar antara 55 hingga 63 centimeter. Ekornya panjang, setara dengan panjang tubuh namun berbentuk silinder. Satwa ini juga memiliki bulu yang tumbuh berlawanan arah di tengkuk dan punggung. Kanguru pohon Huon berwarna kastanye hingga merah coklat dengan ekor, perut, tepi telinga, dan kaki berwarna kuning cerah. Wajah mereka berwarna kuning dan putih. Kemudian dilengkapi garis gelap di punggung dan pusaran bulu di tengah punggung.

4. Dingiso

Dingiso merupakan jenis kanguru pohon yang sebagian besar hidup di Camp Endasiga, Kampung Sakumba, Distrik Hitadipa, Kabupaten Intan Jaya. Dingiso atau bernama latin Dendrolagus Mbaiso ditemukan Tim Flannery pada 1994. Jenis ini diberi nama ilmiah Mbaiso yang dalam bahasa lokal suku Moni berarti 'binatang sakral'. Dingiso memiliki tubuh yang cukup besar, panjang kepala hingga kaki sekitar 52 sampai 81 sentimeter, panjang ekor 40 sampai 94 sentimeter, dan bobotnya mulai 6,5 sampai 14,5 kilogram. Bulu dingiso cukup panjang dan sebagian besar berwarna hitam, dengan kombinasi putih di bagian dada dan wajah.

KHUMAR MAHENDRA | RINI KUSTINI

Pilihan Editor: 10 Fakta Kanguru Pohon, Satwa Langka dari Papua yang Tidak Suka Melompat

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus