Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kutub Utara dan Kutub Selatan dikenal sebagai dua daerah terdingin di bumi. Karena suhu yang sangat rendah dan cenderung ekstrem, sebagian besar umat manusia umumnya menghindari kedua wilayah tersebut sebagai tempat tinggal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain dingin, sumber daya alam (SDA) di kedua kutub bumi itu relatif rendah, sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup manusia. Lantas, apa perbedaan antara Kutub Utara dan Kutub Selatan?
Perbedaan Kutub Utara dan Selatan
Dirangkum dari laman Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat atau National Aeronautics and Space Administration (NASA) Climate Kids serta Live Science, berikut sejumlah perbedaan Kutub Utara dan Kutub Selatan:
1. Ketebalan Es
Kutub Utara terletak di tengah Samudra Arktik. Samudra Arktik dan daratan di sekitarnya membentuk wilayah Arktik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Cuacanya cukup dingin, sehingga sebagian besar wilayahnya tertutup es hampir sepanjang tahun, yang dikenal sebagai es laut.
Artinya, Kutub Utara berada di tengah-tengah es laut. Bagian lautan yang tidak tertutup es berperan menghangatkan udara, sehingga membatasi seberapa tebal es laut dapat tumbuh. Dengan demikian, lapisan es di Kutub Utara sangat dipengaruhi oleh kondisi lautan di sekitarnya.
Sementara es di Benua Antartika sangat tebal hingga 5 kilometer. Lapisan es di Kutub Selatan tersebut membentuk dataran tinggi yang sangat besar dengan permukaan datar seperti meja.
Es dan salju Antartika juga berada di atas gunung-gunung yang menjulang tinggi di atas permukaan laut.
2. Suhu Rata-Rata
Selama musim panas, suhu rata-rata di Kutub Utara adalah 0 derajat Celcius, sedangkan pada musim dingin mencapai minus 40 derajat Celcius.
Sementara itu, suhu rata-rata musim panas di Kutub Selatan jauh lebih rendah, yaitu minus 28,2 derajat Celcius, dan minus 60 derajat Celcius pada musim dingin.
Dengan demikian, Kutub Selatan lebih dingin daripada Kutub Utara. Salah satu penyebabnya adalah es di Kutub Selatan yang berupa Benua Antartika lebih tebal dibandingkan dengan es laut pada wilayah Samudra Arktik.
3. Kekuatan Angin
Benua Antartika dikelilingi oleh air di seluruh sisinya. Jadi, air laut dan angin yang bergerak di sekitarnya tidak terhalang oleh apa pun. Tanpa daratan yang dapat memperlambat angin, angin yang berembus dapat menjadi sangat kencang.
Angin itu dapat menghentikan pergerakan udara hangat dari wilayah yang lebih hangat agar tidak bercampur dengan udara Kutub Selatan yang dingin. Alasan tersebut lah yang menjadikan Kutub Selatan lebih dingin.
Sementara angin yang bertiup di sekitar Kutub Utara dan Samudra Arktik tidak sekuat di Kutub Selatan. Hal tersebut terjadi karena adanya daratan yang memperlambat pergerakan angin.
Oleh karena itu, udara di Kutub Utara cenderung lebih hangat, meskipun sebenarnya tetap terasa sangat dingin bagi manusia.
4. Siklus Es Mencair
Es di Kutub Utara mempunyai siklus pencairan normal, di mana sekitar setengah dari lapisan es menghilang di musim panas, dan muncul kembali selama musim dingin.
Namun, sebuah studi menyatakan bahwa lapisan es dengan tebal sekitar 3 kilometer mencair begitu cepat, sehingga setengahnya bisa hilang pada akhir abad ini.
Studi lain menemukan bahwa Benua Antartika di Kutub Selatan juga kehilangan es yang cepat. Apabila semuanya mencair, maka akan menyebabkan kenaikan permukaan air laut hingga 60,96 meter.
5. Retakan Es
Karena sebagian besar lapisan es di Kutub Utara tipis, maka sangat sensitif terhadap perubahan iklim. Suhu yang lebih hangat selama musim panas menyebabkan lapisan es setebal 3 hingga 4 meter mencair dan pecah.
Sementara itu, melansir earthscope.org, para ilmuwan menemukan retakan lebih dari 10 kilometer di lapisan es Gletser Pine Island Kutub Selatan menyebar dengan kecepatan sangat tinggi, yaitu sekitar 35,1 meter per detik. Retakan tersebut dianggap mengejutkan, karena kondisi es di Kutub Selatan yang lebih tebal.
6. Penipisan Lapisan Ozon
Wilayah Kutub Selatan mempunyai lapisan ozon yang lebih tipis, berkurang hingga sekitar tiga kali ukuran daratan Amerika Serikat. Sementara hilangnya ozon di Kutub Utara lebih rendah, karena pengaruh suhu Samudra Arktik yang lebih hangat, sehingga membatasi pembentukan awan stratosfer kutub yang merusak.
Namun, suhu lapisan stratosfer di atas Kutub Utara telah berangsur-angsur mendingin selama beberapa dekade terakhir. Akibatnya, menipisnya lapisan ozon di kawasan Samudra Arktik semakin meningkat.
7. Keberadaan Penguin dan Beruang Kutub
Beruang kutub (Ursus maritimus) ditemukan di Kutub Utara. Sementara penguin ditemukan di Kutub Selatan.
Dengan demikian, kedua spesies hewan tersebut tidak pernah berjumpa atau bahkan bersaing dalam rantai makanan.
8. Cadangan Minyak Bumi
Wilayah Kutub Utara diperkirakan menyimpan seperempat dari semua cadangan minyak bumi yang belum dimanfaatkan.
Rusia pun disebut telah mengambil langkah dengan mengklaim sebagian besar wilayah Arktik, agar mengeksplorasi endapan gas bumi di pegunungan bawah laut sepanjang 1.200 mil, Lomonosov yang diperkirakan menyimpan hingga 10 miliar ton.
Sementara beberapa pihak lain percaya bahwa endapan minyak bumi juga berada di Kutub Selatan, seperti wilayah bawah Laut Ross. Namun, Perjanjian Antartika membuat pengeboran minyak bumi dilarang untuk sementara waktu.