Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Antisipasi Bencana Geologi, BRIN Teliti Sebaran Sesar Pemicu Gempa

Tim BRIN meneliti sejumlah kondisi geologi yang bisa memicu gempa bumi di Indonesia. Salah satunya soal Sesar Lembang dan sesar lain di sekitarnya.

10 Mei 2024 | 15.03 WIB

BNPB memasang rambu peringatan  keberadaan sesar atau patahan di lokasi  Sesar Lembang, utara Bandung, Jumat, 26 April 2019. (Tempo/Anwar Siswadi)
Perbesar
BNPB memasang rambu peringatan keberadaan sesar atau patahan di lokasi Sesar Lembang, utara Bandung, Jumat, 26 April 2019. (Tempo/Anwar Siswadi)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Pusat Riset Kebencanaan Geologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sedang menggelar riset untuk mencari sumber-sumber potensi gempa bumi. Peneliti Ahli Muda di Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN, Edi Hidayat, mengatakan Pulau Jawa bagian barat, persisnya di kawasan Provinsi Jawa Barat, merupakan daerah rawan bencana geologi, salah satunya gempa bumi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

“BRIN terus melakukan penelitian terhadap patahan atau sesar-sesar yang berpotensi menjadi sumber gempa bumi di Jawa Barat, termasuk Sesar Lembang," katanya melalui keterangan tertulis, Jumat, 10 Mei 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Dia memastikan penelitian ihwal sesar itu tidak terfokus di Jawa Barat, namun juga untuk seluruh Indonesia. Tim PR Kebencanaan Gegologi sudah mengumpulkan data yang lengkap. Namun, butuh pencarian lebih jauh mengenai patahan atau sesar aktif yang berisiko memicu gempa.

Sesar Lembang merupakan sesar aktif yang memotong batuan vulkanik berumurmuda (Kuarter). Sesar ini membentang dari arah barat ke timur melintasi Desa Cibodas, Maribaya, Lembang, hingga Padalarang di Kabupaten Bandung Barat.

Edi juga mengingatkan soal potensi lindu dari sesar-sesar lain yang ditemukan di sekitar Bandung. Beberapa contohnya adalah sesar yang menjadi sumber gempa di Cianjur, sesar di Sumedang, sejumlah sesar di Garut Selatan, serta sesar Baribis di Subang bagian utara.

“Sesar Cianjur itu sebelumnya tidak terpetakan,” kata Edi. “Sejarah aktivitas kegempaannya ada, tapi sesar itu tidak tampak di permukaan. Berbeda dengan sasar Lembang.”

Sesar lokal yang segmennya pendek dan belum terpetakan akan tetap diwaspadai. Kendati posisi sesar pendek itu ada di luar Bandung. Edi menyebut dampaknya akan tetap terasa. Hal itu mendorong tim BRIN untuk mencari data sesar yang belum rinci.

Tahun ini BRIN ditugaskan untuk memetakan sesar aktif atau yang berpotensi aktif di wilayah Pulau Jawa. Penelitian itu digarap bersama Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), serta Perguruan Tinggi.

Adapun untuk Sesar Lembang, penelitian dilanjutkan untuk melengkapi data geologi maupun geofisika. Saat ini BRIN menggandeng The Earth Observatory of Singapore (EOS) Singapura untuk memasang alat geodetik. “Gunanya untuk mengukur seberapa besar sesar tersebut mengalami pergerakan,” kata Edi.

Irsyan Hasyim

Irsyan Hasyim

Menulis isu olahraga, lingkungan, perkotaan, dan hukum. Kini pengurus di Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta, organisasi jurnalis Indonesia yang fokus memperjuangkan kebebasan pers.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus