Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pusat Riset Kebencanaan Geologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sedang menggelar riset untuk mencari sumber-sumber potensi gempa bumi. Peneliti Ahli Muda di Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN, Edi Hidayat, mengatakan Pulau Jawa bagian barat, persisnya di kawasan Provinsi Jawa Barat, merupakan daerah rawan bencana geologi, salah satunya gempa bumi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“BRIN terus melakukan penelitian terhadap patahan atau sesar-sesar yang berpotensi menjadi sumber gempa bumi di Jawa Barat, termasuk Sesar Lembang," katanya melalui keterangan tertulis, Jumat, 10 Mei 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dia memastikan penelitian ihwal sesar itu tidak terfokus di Jawa Barat, namun juga untuk seluruh Indonesia. Tim PR Kebencanaan Gegologi sudah mengumpulkan data yang lengkap. Namun, butuh pencarian lebih jauh mengenai patahan atau sesar aktif yang berisiko memicu gempa.
Sesar Lembang merupakan sesar aktif yang memotong batuan vulkanik berumurmuda (Kuarter). Sesar ini membentang dari arah barat ke timur melintasi Desa Cibodas, Maribaya, Lembang, hingga Padalarang di Kabupaten Bandung Barat.
Edi juga mengingatkan soal potensi lindu dari sesar-sesar lain yang ditemukan di sekitar Bandung. Beberapa contohnya adalah sesar yang menjadi sumber gempa di Cianjur, sesar di Sumedang, sejumlah sesar di Garut Selatan, serta sesar Baribis di Subang bagian utara.
“Sesar Cianjur itu sebelumnya tidak terpetakan,” kata Edi. “Sejarah aktivitas kegempaannya ada, tapi sesar itu tidak tampak di permukaan. Berbeda dengan sasar Lembang.”
Sesar lokal yang segmennya pendek dan belum terpetakan akan tetap diwaspadai. Kendati posisi sesar pendek itu ada di luar Bandung. Edi menyebut dampaknya akan tetap terasa. Hal itu mendorong tim BRIN untuk mencari data sesar yang belum rinci.
Tahun ini BRIN ditugaskan untuk memetakan sesar aktif atau yang berpotensi aktif di wilayah Pulau Jawa. Penelitian itu digarap bersama Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), serta Perguruan Tinggi.
Adapun untuk Sesar Lembang, penelitian dilanjutkan untuk melengkapi data geologi maupun geofisika. Saat ini BRIN menggandeng The Earth Observatory of Singapore (EOS) Singapura untuk memasang alat geodetik. “Gunanya untuk mengukur seberapa besar sesar tersebut mengalami pergerakan,” kata Edi.