Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Arsitek Bicara Sebab Gedung Ambruk di Slipi: Beton Bisa Lapuk?

Ketua Ikatan Arsitek Indonesia, Ahmad Djuhari, menilai beton lapuk penyebab gedung ambruk di Slipi, Jakarta Barat, tidak masuk akal.

8 Januari 2020 | 16.57 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Bangunan toko swalayan Alfamart roboh di Jalan Brigjen Katamso, Slipi, Jakarta Barat, Senin 6 Januari 2020. Petugas pemadam kebakaran mengerahkan sebanyak tujuh unit mobil petugasn. TEMPO/Ahmad Tri Hawaari

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Depok - Ketua Ikatan Arsitek Indonesia, Ahmad Djuhari, menilai beton lapuk penyebab gedung ambruk di Slipi, Jakarta Barat, tidak masuk akal. Gedung lima lantai itu runtuh separuh secara vertikal pada Senin, 6 Januari 2020

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Setahu saya kayu atau benda hidup lainnya bisa lapuk, tapi kalau beton kok bisa lapuk?” katanya mempertanyakan, Rabu 8 Januari 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Ahmad, struktur beton yang dipasang secara baik dan benar oleh kontraktor akan mampu bertahan 100 tahun. Ahmad menyatakan mengetahui itu berdasarkan keterangan dari para ahli struktur yang disebutnya kompeten tentang bangunan. 

Selanjutnya, Ahmad mengatakan, setiap gedung memiliki sertifikat laik fungsi yang selalu diperpanjang setiap lima tahun sekali dari pemilik gedung kepada pemda setempat. “Yang namanya sertifikat laik fungsi, termasuk didalamnya adalah kelaikan struktur,” kata Ahmad.

Ahmad menduga ada masalah dengan kekuatan struktur, dan untuk memastikannya harus ada penilaian dari tim ahli gabungan seperti struktur dan arsitektur. Kemungkinan penyebab yang lebih bisa diterimanya adalah besi berkarat atau fondasi ambles. Tapi itu pun harus dibuktikan tim penilai tersebut. 

Sebelumnya, Direktur Operasional Badan SAR Nasional (Basarnas), Budi Purnama, mengungkap pengamatan timnya kalau gedung runtuh karena mengalami pelapukan. Tim Basarnas, menurut Budi, menemukan struktur tulang dalam gedung sudah tidak tersambung satu sama lainnya.

"Ini juga sudah terlalu lama dan kelihatan beton sudah lapuk dan basah. Tidak aman," kata Budi di lokasi gedung ambruk itu, Senin 6 Januari 2020.

Kondisi pelapukan itu juga diamini oleh anggota penyelamatan Basarnas DKI Jakarta Rifan Kusrianto. Ia menyatakan pelapukan tersebut disebabkan saluran air yang tak baik.

Sementara itu, berdasarkan hasil penyelidikan sementara, Kepala Bidang Balistik dan Metalurgi Forensik Puslabfor Polri Komisaris Besar Polisi Ulung Kanjaya menyebut gedung ambruk empat lantai itu diduga karena adanya korosi atau perkaratan besi rangka bangunan.

"Dari hasil pengamatan dan analisa awal yang bisa kami simpulkan sebagai awal itu akibat adanya korosi daripada air ke dalam struktur beton sehingga sambungan-sambungan tiang itu telah mengalami pelapukan akibat proses korosi," kata Ulung di Jakarta, Selasa.

Ade Ridwan Yandwiputra

Ade Ridwan Yandwiputra

Lulusan sarjana Ilmu Komunikasi di Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik, Institut Bisnis dan Informatika Kosgoro 1957. Memulai karier jurnalistik di Tempo sejak 2018 sebagai kontributor. Kini menulis untuk desk hukum dan kriminal

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus