Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Banjir bandang yang menerjang Desa Gunungsari, Kecamatan Maesan, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, pada Kamis sore lalu, 9 Januari 2025, menyebabkan empat rumah rusak berat yang tiga diantaranya sampai ambruk dan hanyut. Selain itu, delapan rumah lainnya rusak ringan serta empat hektare lahan pertanian dan empat ekor hewan ternak turut terdampak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkap data itu dalam keterangan yang dibagikannya hari ini, Jumat 10 Januari 2025. Disebutkan, banjir bandang terjadi setelah hujan turun dengan intensitas tinggi dalam periode yang cukup lama. Arus Sungai Peh yang berhulu di Gunung Argopuro kemudian meningkat menghanyutkan material kayu hingga tersangkut di jembatan desa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Hal itu menyebabkan air sungai meluap ke permukiman warga di Dusun Peh RT 20 RW 5. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini," ucap Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, dalam keterangan tersebut. Air sungai itu bercampur lumpur dan material kayu.
Abdu Muhari menyebutkan tim gabungan dari BPBD Provinsi Jawa Timur, BPBD Kabupaten Bondowoso, unsur TNI dan Polri, pemerintah daerah, BBWS Brantas, hingga relawan bekerja sama melaksanakan penanganan darurat hingga Kamis malam. "Tim gabungan mengevakuasi warga terdampak ke lokasi yang lebih aman serta mendistribusikan logistik kebutuhan dasar bagi warga terdampak," kata dia.
Pada Jumat siang, air yang menggenangi rumah warga dilaporkan sudah mulai surut. Material kayu yang sebagian berukuran besar, yang menyumbat jembatan desa, juga telah diangkuti. "Rencananya, tim penanggulangan bencana setempat beserta warga akan melaksanakan kerja bakti bersama kembali esok hari untuk membersihkan sisa material yang masih menumpuk."
Sembari itu, BNPB mengimbau masyarakat setempat serta para personel yang bertugas untuk selalu waspada terhadap potensi risiko banjir bandang susulan. Alasannya, cuaca di wilayah lereng Gunung Argopuro masih berpotensi turun hujan. "Jika turun hujan deras lebih dari satu jam, warga diimbau untuk melakukan evakuasi mandiri ke tempat yang lebih aman," kata Abdul Muhari.