Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Banjir Parah Lagi di Batam Hari Ini, Potensi Hujan Bertahan Sampai Besok

Banjir kepung Batam dinilai bukan hanya karena hujan ekstrem, tapi juga lingkungannya yang sudah rusak. Ada bagian yang sudah terancam tenggelam.

20 Maret 2025 | 22.17 WIB

Seorang anak menggunakan payung saat hujan berkepanjangan melanda Batam, Kamis, 20 Maret 2025. TEMPO/Yogi Eka Sahputra
Perbesar
Seorang anak menggunakan payung saat hujan berkepanjangan melanda Batam, Kamis, 20 Maret 2025. TEMPO/Yogi Eka Sahputra

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Batam - Banjir parah kembali terjadi di Kota Batam, Kepulauan Riau, setelah wilayahnya diguyur hujan berkepanjangan selama dua hari, Rabu dan Kamis, 19-20 Maret 2025. Hujan bahkan diprediksi masih akan berlanjut hingga besok, Jumat, 21 Maret 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Banjir akibat hujan yang mengguyur sejak Rabu pagi sampai Kamis siang di antaranya di kawasan Batu Aji, Piayu, Sagulung, Nongsa, dan Bengkong. "Disini biasanya tidak ada banjir, sekarang banjir," kata Dita, salah seorang warga Batu Aji, sambil mengirimkan video banjir langsung dari rumahnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

BMKG Hang Nadim Batam telah sebelumnya mengeluarkan imbauan agar masyarakat waspada dan siaga bencana karena Batam sedang masuk periode cuaca ekstrem saat ini. Bencana yang dimaksud adalah banjir, tanah longsor, angin kencang, hingga pohon tumbang. "Curah hujan harian lebih dari 150 mm," kata prakirawan di Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam, Anissa, Kamis, 20 Maret 2025.

Pendiri NGO Lingkungan Akar Bhumi Indonesia (ABI) di Batam Hendrik Hermawan mengungkap keprihatinannya atas banjir yang mengepung Kota Batam hari ini. "Bisa kita sampaikan Batam terancam tenggelam kalau melihat kondisi banjir ini," kata dia.

Hendrik melanjutkan bahwa banjir merupakan akumulasi kerusakan lingkungan yang terjadi di Kota Batam. "Topografi Pulau Batam yang perbukitan memang memerlukan rekayasa cut and fill, tetapi ini kami temukan di luar kaidah lingkungan."

Ia menyebut, bahkan di bagian utara Pulau Batam terancam tenggelam karena terjadi penurunan daratan. "Regulasi cut and fill benar-benar harus diatur. Siapa yang mengeluarkan izin? Perlu kajian lingkungan jika itu menyangkut ekosistem yang luas," katanya.

Hendrik menilai Batam dalam keadaan darurat setelah hutan banyak dibabat, bukit dipapas, mangrove ditimbun, laut direklamasi.

Banjir parah sebelumnya terjadi pada Oktober lalu. Banjir hingga setinggi dada orang dewasa. Saat itu hujan lebat melanda Kota Batam pada pukul 09 WIB. Tidak sampai satu jam, hujan menyebabkan beberapa ruas jalan terendam. 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus