Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Dari granit di Kowloon ke kolom batuan heksagonal besar di Kepulauan Ninepin, ahli geologi Cina menegaskan keberadaan supervolcano yang tersembunyi di bawah Hong Kong. Temuan ini ditegaskan kembali dalam survei harian di mana para ilmuwannya menyadari bahwa jenis batuan yang mereka amati semuanya dapat dihubungkan ke satu sumber, sebuah letusan gunung api super 140 juta tahun lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Insinyur geoteknik di Departemen Teknik Sipil dan Pembangunan Hong Kong, Denise Tang Lai-kwan, pernah mengatakan sewindu lalu kalau kota utama di Hong Kong selama ini duduk di atas gunung api purba. "Meski sebagian besar sisa letusannya berada di bawah laut, granit di Kowloon dan kolom atau pilar batuan di Kepulauan Ninepin dapat ditelusuri kembali ke sumber yang satu ini (gunung api)," kata Denise saat itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rekan Tang Lai-kwan, Roderick Sewell, mengingat pernyataan itu saat dia menyadari sedang melakukan sesuatu yang besar dari proyeknya saat mendapati lanskap kota Hong Kong tersusun dari fitur geologi unik. "Kami melihat sesuatu yang jauh lebih besar daripada apa yang kami pikirkan," katanya.
Sewell dan timnya memetakan seluruh sistem supervolcano itu. Mulai dari Sai Kung di sebelah timur ke Kowloon dan Pulau Hong Kong sendiri yang dibentuk oleh sisa lava dan abu vulkanik dan menamakan Pulau Sai Kung sebagai 'Pulau Supervolcano Tinggi' yang menandainya sebagai bagian dari puncak tertinggi gunung api itu.
Kaldera selebar 18 kilometer dari supervolcano disebutnya terbentuk ketika tekanan tinggi dan panas pada inti bumi menyebabkan permukaannya runtuh. Bagian terdalam dari gunung berapi itu tetap berada di bawah tengah kota, di Kowloon dan Pulau Hong Kong, tempat sisa kantong magma ditandai dalam bentuk batuan granit.
Geologi Hong Kong secara keseluruhan ditemukan didominasi batuan beku, termasuk batuan granit dan batuan vulkanik, yang terbentuk selama periode letusan gunung berapi besar di era Mesozoikum. Para penelitinya mengatakan asal mula kota dapat ditelusuri kembali ke lava dan abu yang tertinggal setelah letusan supervolcano 140 juta tahun yang lalu di daerah tersebut. Para ilmuwan mengatakan letusannya yang keras membantu membentuk geologi wilayah administrasi khusus itu.
Catatan Tang Lai-kwan menambahkan pilar vulkanik heksagonal yang meliputi area besar dari Sai Kung timur terbentuk ketika lapisan tebal abu vulkanik dingin dan terkontraksi. Yang unik tentang pilar-pilar batu adalah bahwa mereka miring ke timur sejauh 30 derajat, menunjukkan bahwa keseluruhan sistem telah miring karena kekuatan tektonik.
Supervolcano adalah gunung berapi besar yang memiliki erupsi dengan Volcanic Explosivity Index (VEI) delapan, nilai yang tercatat terbesar pada indeks erupsi gunung api. Ini berarti volume simpanan untuk letusan itu lebih besar dari 1.000 kilometer kubik yang cukup untuk menghapus seluruh kota di atasnya dari peta dunia, dan bahkan menyebabkan bencana global dari efek yang ditimbulkannya, seperti musim dingin nuklir.
Sewell mengatakan kalau sejauh ini hanya ada sekitar 50 gunung api super dalam sejarah umat manusia di dunia. Termasuk di antaranya adalah Gunung Taal di Filipina serta Gunung Tambora dan Krakatau di Indonesia. “Kami menduga ada yang akan ditambahkan dan bahkan lebih besar ke daftar supervolcano itu setelah penemuan kami ini," katanya.
EXPRESS