Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Firdaus Agung Kunto Kurniawan, mengingatkan soal pentingnya keberadaan ikan hiu untuk menjaga keseimbangan ekosistem laut. Spesies predator itu juga menjaga ketersediaan ikan bagi manusia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Dia (hiu) mencabut hal yang tidak baik di ekosistem.," kata Firdaus dalam Simposium Nasional Hiu dan Pari ke-4, dikutip dari siaran resmi KKP, Selasa, 21 Mei 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berbicara di Aula Utama Gedung Laboratorium Multidisiplin Kampus Universitas Indonesia (UI) Depok, Firdaus menganalogikan hiu seperti harimau di hutan. Bedanya adalah populasi harimau lebih terancam, sehingga lebih diperhatikan publik. Jumlah hiu lebih banyak, bahkan mencapai 200 spesies di Indonesia.
Dilihat dari sisi rantai makanan, Firdaus menyebut hiu tak hanya berfungsi sebagai pemuncak rantai makanan, namun juga penyeimbang ekologi. Mangsa hiu umumnya ikan yang bergerak lamban, misalnya karena sakit, obesitas, dan sebab lain. “Ketika (penyakit) itu hilang, maka ekosistem menjadi sehat.”
Berkurangnya jumlah hiu bisa mengubah lingkungan sekitarnya. Namun, Firdaus belum bisa memperkirakan pengaruhnya terhadap jenis ikan yang dimanfaatkan manusia.
"Gunanya simposium untuk menambah data dan informasi, serta pemahaman secara pengetahuan kita terhadap peluang-peluang masalah,” tuturnya.
Dalam artikel Koran Tempo Edisi 24 Februari 2021, jumlah ikan hiu dan pari laut secara global menurun drastis dalam 50 tahun, dipicu penangkapan yang berlebihan. Artikel berjudul ‘Populasi Hiu Terus Menyusut’ menyebut 18 spesies hiu dan pari samudara hampir punah pada tahun tersebut.
Tiga spesies yang dulunya melimpah—hiu kepala martil, kepala martil bergigi, serta hiu whitecap samudera—akhirnya masuk kategori paling terancam, menurut daftar yang dibuat oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN).
Pilihan Editor: Dasarian Akhir Mei, Curah Hujan di Jawa Barat Masih Tinggi