Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Amerika menolak mereka

Mahasiswa kedokteran wn as di eropa ingin kembali ke as untuk memperdalam pengetahuan klinis mereka. kongres membuat peraturan, mengharuskan fk menerima mereka, tetapi masyarakat & fk memprotes. (pdk)

14 Januari 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PENDIDIKAN kedokteran di Amerika Serikat tengah menghadapi persoalan dengan pulangnya mahasiswa kedokteran warganegara AS dari berbagai negara di Eropa. Kebanyakan dari mereka ingin kembali ke AS untuk memperdalam pengetahuan klinis mereka, satu bidang yang dianggap pengajarannya sangat jelek di daratan Eropa. Harian The New York Times menulis sebuah editorial mengenai masalah tersebut tanggal 24 Desember yang lalu. Tulis harian itu: Kongres tahun lalu telah memberikan tanggapan terhadap kehendak mahasiswa dari luar negeri itu dengan membuat peraturan, yang mengharuskan fakultas kedokteran untuk menerima mahasiswa tersebut untuk pendidikan 2 tahun terakhir sebelum mereka lulus jadi dokter. Sebagaimana yang dijalani para calon dokter di berbagai fakultas kedokteran di Amerika Serikat. Tetapi fakultas-fakultas kedokteran memprotes dan menyatakan bahwa pemerintah tak berhak untuk memaksakan kriteria dan mengajari mereka tentang siapa yang bisa diterima. 12 universitas malahan menyatakan bahwa mereka lebih baik tidak menerima subsidi pemerintah federal 511 juta daripada melaksanakan kemauan Kongres itu. Maka kongres mengalah sedikit. Peraturan tersebut diperbaharui. Fakultas kedokteran hanya diwajibkan untuk memperluas daya tampung mereka 5. Fakultas kedokteran bisa menetapkan standar mereka sendiri dalam menerima pelamar yang datang dari luar negeri itu. Kompromi ini kemudian melahirkan kritik tajam dari masyarakat. Mereka menganggap Kongres telah memungkinkan kebijaksanaan yang tak baik. Mengapa memaksa universitas untuk menerima mahasiswa yang justeru telah ditolak lamarannya dua tahun yang lalu? Para orang tua menampik anggapan bahwa calon mahasiswa yang ditolak adalah mereka yang kurang mampu untuk duduk di bangku universitas. Beberapa di antara mereka malahan mengatakan bahwa fakultas kedokteran sesungguhnya tidak tahu bagaimana memilih kandidat yang tepat untuk calon mahasiswanya. Mungkin mereka benar. Fakultas kedokteran terlalu bersandar pada angka ujian dan mengesampingkan faktor karakter. Satu faktor yang sebenarnya amat penting. Mahasiswa yang berangkat ke luar negeri mungkin motivasinya lebih tinggi. Meskipun angka mereka kurang baik ketika menempuh ujian nasional. Dalam surat-surat yang masuk (ke harian NYT) ada anggapan bahwa tiap anak Amerika yang cemerlang punya hak untuk masuk fakultas kedokteran. Tapi soalnya pendidikan kedokteran itu mahal dan subsidi yang dikeluarkan pemerintah besar sekali. Masyarakat yang paling banyak menanggung beban tersebut dan seharusnya dialah yang menentukan berapa banyak yang bisa dididik. Kontroversi mengenai jumlah dokter yang terlalu banyak dan penyebarannya yang tidak berjalan dengan baik, belum juga dipecahkan. Tetapi sekelompok kecil mahasiswa dan orang tua mereka telah berhasil mendesak Kongres supaya ikut campur dalam pelaksanaan fakultas kedokteran yang hanya untuk kepentingan segelintir orang. Mereka menolak untuk memberikan bangku kepada mahasiswa yang mampu belajar ke luar negeri. Mereka tetap bcrpendapat bahwa bangku itu lebih baik diberikan kepada mereka yang tak mampu dan lamarannya ditolak.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus