Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Bibit Siklon 91S Picu Gelombang Tinggi di Laut, BMKG Minta Nelayan Waspada

Kecepatan angin tertinggi terpantau di Laut Natuna Utara, Selat Karimata, Laut Jawa, Samudra Hindia barat Bengkulu, hingga Lampung.

20 Maret 2025 | 14.19 WIB

Bibit Siklon Tropis 91S terpantau di Samudra Hindia sebelah selatan Jawa Barat pada Senin, 17 Maret 2025. (BMKG)
Perbesar
Bibit Siklon Tropis 91S terpantau di Samudra Hindia sebelah selatan Jawa Barat pada Senin, 17 Maret 2025. (BMKG)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Bibit Siklon 91S yang sedang bergerak di Samudra Hindia sebelah barat daya Banten memicu peningkatan kecepatan angin dan tinggi gelombang di perairan Indonesia. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan gelombang tinggi akibat bibit siklon tersebut akan muncul di beberapa wilayah perairan pada 20-23 Maret 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Prakirawan BMKG Furqon Alfahmi mengatakan pola angin di daerah Indonesia bagian utara sedang bergerak ke timur dengan kecepatan berkisar 8 - 30 knot. Laju angin di wilayah Indonesia bagian selatan juga sama, namun pergerakannya ke arah barat laut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Kecepatan angin tertinggi terpantau di Laut Natuna Utara, Selat Karimata, Laut Jawa, Samudra Hindia barat Bengkulu, hingga Lampung. “Kemudian juga di Samudra Hindia selatan Banten hingga Nusa Tenggara Timur (NTT), serta Teluk Bone dan Laut Banda," kata Furqon melalui keterangan tertulis pada Kamis, 20 Maret 2025.

Tim BMKG memprakirakan gelombang setinggi 2,5 – 4 meter bisa muncul di Laut Natuna Utara, lalu Samudra Hindia sebelah selatan Jawa Tengah, selatan Yogyakarta, selatan Jawa Timur, hingga area selatan Bali dan Nusa Tenggara. Begitu juga di Laut Maluku, Selat Karimata bagian utara, serta Samudra Pasifik di utara Maluku.

Ada juga potensi gelombang laut setinggi maksimal 2,5 meter di Selat Malaka bagian utara, kemudian di beberapa area perairan di Samudra Hindia sebelah barat Pulau Sumatera. Fenomena ini juga ada di Laut Jawa bagian tengah, Selat Makassar bagian selatan, Laut Flores, Laut Maluku, Laut Arafuru bagian barat dan tengah, Laut Sulawesi bagian timur, serta Samudra Pasifik utara Papua Barat Daya.

Potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah tersebut dinyatakan berisiko terhadap keselamatan pelayaran. Furqon meminta nelayan mewaspadai angin yang kencangnya lebih dari 15 knot, serta gelombang yang tingginya melebihi 1,25 meter. “Kapal tongkang juga harus mewaspadai angin berkecepatan lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 meter,” katanya.

Ada juga imbauan bagi nahkoda kapal ferry untuk mewaspadai kecepatan angin di atas 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 meter. Nahkoda armada ukuran besar, seperti kapal kargo dan kapal pesiar, harus memperhatikan angin di atas 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4 meter.

 


 

Irsyan Hasyim

Menulis isu olahraga, lingkungan, perkotaan, dan hukum. Kini pengurus di Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta, organisasi jurnalis Indonesia yang fokus memperjuangkan kebebasan pers.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus