Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan dua gempa bermagnitudo M5,5 dan M5,6 yang terjadi di Sumatera Utara pada Selasa pagi, 18 Maret 2025, adalah gempa kembar (doublet). Gempa kembar adalah dua peristiwa gempa yang memiliki magnitudo hampir sama, terjadi dalam waktu dan lokasi pusat gempa yang relatif berdekatan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Keterangan itu sekaligus memperbarui info awal BMKG pada Selasa pagi bahwa gempa M5,6 berpusat di laut, 83 kilometer arah barat daya Mandailing Natal. Saat itu disampaikan kedalamannya (hiposentrum) 109 kilometer.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam update informasi yang diberikan, gempa itu diketahui berpusat di darat, di wilayah Tapanuli Utara--sama seperti gempa M5,5 yang terjadi hampir semenit setelahnya, yakni pukul 05.23 WIB. Begitu juga kedalamannya, sama-sama 10 kilometer.
"Jenis gempa kerak dangkal dipicu aktivitas Sesar Besar Sumatra, Segmen Toru," kata Direktur Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono dalam keterangan yang dibagikannya, dan dikonfirmasi kembali pada Selasa sore.
Dia menerangkan, selisih jarak kedua pusat gempa hanya sembilan kilometer dengan selisih waktu kejadian tepatnya 56 detik. Hingga menjelang tengah harinya, Daryono menambahkan, telah terjadi 10 kali gempa susulan.
Dari Tapanuli Utara, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Bonggas Pasaribu mengimbau warga di daerah itu menjauh dari sekitar tebing agar dampak gempa yang berupa tanah bergerak tak sampai menimbulkan korban jiwa. Sebelumnya, dia mendata, kerusakan dampak gempa tersebar di wilayah dua kecamatan yakni Pahae Jae dan Pahae Julu.
Kerusakan akibat gempa bumi di Tapanuli Utara, Sumatera Utara, 18 Maret 2025. Dok. BPDB Tapanuli Utara
Kerusakan dialami beberapa fasilitas umum yakni sekolah, puskesmas, dan gereja rusak karena gempa. Selain itu, di Kecamatan Pahae Jae, kantor Kepala Desa Pardomuan Nainggolan dan Jembatan Siriaria Desa Siopat Bahal juga mengalami kerusakan.
Data yang sedang berjalan, ujar Pasaribu, satu orang dilaporkan tewas di Kecamatan Pahae Julu atas nama Kartini Manalu (70 tahun) warga Dusun Lumban Tongatonga, Desa Hutabarat. Satu orang luka atas nama Hulman Hutabarat (67 tahun) warga dusun yang sama. Kedua korban merupakan suami istri dan tinggal satu rumah.
"Keduanya saat itu sedang tidur di rumah lalu gempa terjadi sehingga tebing gunung yang dekat di rumahnya longsor dan menimpa rumah korban," kata Pasaribu.
Terbaru dilaporkan, Jalan Lintas Sumatera juga terputus karena tanah longsor di ruas Tarutung-Sidimpuan. "Sebanyak enam alat berat diturunkan membelah material longsoran di jalan," kata Pasaribu.