Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Lingkungan

BMKG Sebut Cuaca Ekstrem akan Berlangsung sampai 8 Maret 2024, Ini Indikator Cuaca Ekstrem

BMKG sebut cuaca ekstrem sampai 8 Maret 2024. Ada tiga indikator untuk menentukan cuaca ekstrem, dari tekanan udara, awan, sampai angin.

3 Maret 2024 | 17.05 WIB

Pengunjung Car Free Day di kawasan Bundaran HI mengenakan payung saat diguyur hujan, Jakarta, Ahad, 12 Februari 2023. Dilansir dari BMKG, perkiraan cuaca Jakarta berpotensi hujan sedang lebat sampai sepekan ke depan, warga dihimbau  mempersiapkan diri termasuk kebugaran tubuh untuk menghadapi cuaca ekstrem. TEMPO/MAGANG/MUHAMMAD FAHRUR ROZI
material-symbols:fullscreenPerbesar
Pengunjung Car Free Day di kawasan Bundaran HI mengenakan payung saat diguyur hujan, Jakarta, Ahad, 12 Februari 2023. Dilansir dari BMKG, perkiraan cuaca Jakarta berpotensi hujan sedang lebat sampai sepekan ke depan, warga dihimbau mempersiapkan diri termasuk kebugaran tubuh untuk menghadapi cuaca ekstrem. TEMPO/MAGANG/MUHAMMAD FAHRUR ROZI

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Berdasarkan prakiraan cuaca musim hujan tahun 2023/2024, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG menyatakan bahwa puncak musim hujan di sebagian besar wilayah Indonesia sudah berlalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Namun, wilayah Sumatra bagian selatan dan Pulau Jawa masih berada dalam puncak musim hujan pada Februari 2024. BMKG juga mencatat bahwa hujan dengan intensitas ringan hingga cuaca ekstrem masih terjadi di sejumlah wilayah Indonesia mulai pada 24 hingga 29 Februari 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Intensitas hujan ekstrem terjadi di DKI Jakarta (Kelapa Gading), sementara hujan sangat lebat terjadi di Kalimantan Tengah (Barito Utara), Sulawesi Tenggara (Kendari), dan Papua Tengah (Timika). Hal itu disampaikan oleh Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto.

"Intensitas curah hujan pada kategori ekstrem terjadi di wilayah DKI Jakarta (Kelapa Gading), sedangkan hujan dengan intensitas sangat lebat terjadi di Kalimantan Tengah (Barito Utara), Sulawesi Tenggara (Kendari), dan Papua Tengah (Timika)," kata Guswanto melalui keterangan tertulis, Kamis, 29 Februari 2024.

Di wilayah Jabodetabek, peningkatan curah hujan telah terjadi sejak 27 Februari 2024. Data dari BPBD DKI Jakarta menunjukkan sejumlah ruas jalan tergenang banjir, terutama di Jakarta Utara, Jakarta Pusat, dan Jakarta Barat pada 28 dan 29 Februari 2024.

BMKG memperkirakan bahwa kondisi cuaca ekstrem masih berpotensi hingga 8 Maret 2024, karena aktivitas Madden Jullian Oscillation (MJO) saat ini memasuki fase 3 (Samudera Hindia bagian timur) dan diprediksi akan memasuki wilayah Indonesia dari barat ke timur. Potensi hujan dengan intensitas Sedang-Lebat yang disertai kilat/angin kencang masih dapat terjadi di sebagian wilayah Indonesia untuk periode 1-8 Maret 2024.

Guswanto mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada dan memperbarui informasi prakiraan cuaca dari BMKG serta melakukan langkah-langkah antisipatif terhadap peningkatan curah hujan yang berpotensi terjadi dalam seminggu ke depan.

Indikator Cuaca Ekstrem

Dilansir dari repository.pip-semarang.ac.id¸ cuaca ekstrem dapat diidentifikasi melalui beberapa indikator, salah satunya adalah badai. Menurut meteorologi maritim, tanda-tanda alam yang perlu diperhatikan sebelum terjadinya badai meliputi tekanan udara rendah yang terdeteksi oleh barometer, kondisi langit, gelombang laut yang meningkat, dan peningkatan kecepatan angin. Indikator cuaca ekstrem meliputi:

1. Tekanan Udara: Tekanan udara dapat diukur menggunakan barometer. Tekanan udara tinggi menandakan cuaca yang baik, sementara tekanan udara rendah dapat menandakan adanya badai.

2. Awan: Salah satu indikator cuaca ekstrem adalah kondisi awan. Cuaca ekstrem seringkali ditandai dengan keberadaan awan cumulonimbus, yang berkaitan dengan hujan lebat dan badai petir. Awan ini mengandung banyak air dan dapat terlihat gelap di langit. Awan cumulonimbus dapat menghasilkan petir, angin kencang, bahkan banjir bandang atau tornado.

3. Angin: Angin memiliki pengaruh besar terhadap keselamatan pelayaran dan dapat menjadi indikator pendekatan badai. Kecepatan angin dapat diukur menggunakan skala Beaufort, yang menggambarkan dampaknya pada kecepatan kapal dan gelombang laut. Semakin tinggi angka pada skala Beaufort, semakin kencang anginnya dan dapat menyebabkan kerusakan.

ANANDA BINTANG I  IRSYAN HASYIM

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus