Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bandung - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi cuaca pada dasarian 3 bulan ini di Jawa Barat mayoritas atau 80 persen wilayahnya bakal hujan dengan kategori menengah. Intensitas curah hujannya berkisar 50-150 milimeter per dasarian atau selama sepuluh hari sejak 21-30 Maret 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Stasiun Klimatologi BMKG Jawa Barat, wilayah yang berpotensi mengalami hujan kategori menengah itu adalah Kabupaten dan Kota Bogor, Kabupaten dan Kota Sukabumi, Cianjur, serta wilayah Bandung Raya yang meliputi Kota dan Kabupaten Bandung, Kota Cimahi, dan Kabupaten Bandung Barat. Daerah lainnya Garut, Kota dan Kabupaten Tasikmalaya, Ciamis, Banjar , dan Pangandaran.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hujan kategori menengah juga diprediksi BMKG di Depok, Kota dan Kabupaten Bekasi, Karawang, Purwakarta, Subang, Indramayu, Kota dan Kabupaten Cirebon. Sementara 5 persen wilayah Jawa Barat seperti sebagian Sumedang timur, Majalengka, dan barat Kuningan, diprakirakan hujan dengan kategori tinggi. Intensitas curah hujannya berkisar 150-300 milimeter sepanjang dasarian 3 nanti.
Sedangkan 15 persen wilayah Jawa Barat lainnya diprakirakan BMKG hujan dengan kategori rendah. Potensi daerahnya di sekitar pesisir utara dan selatan Jawa Barat, mulai dari Bekasi, Karawang, Subang, Indramayu, kemudian sebagian Cianjur selatan, dan selatan Tasikmalaya hingga Pangandaran.
Jika dibandingkan dengan data hasil analisis curah hujan BMKG pada dasarian 2, sebaran potensi hujan kategori tinggi pada dasarian 3 menurun, sedangkan hujan kategori menengah meningkat. Pada dasarian kedua 11-20 Maret 2025, dari hasil pemantauan BMKG, 63 persen wilayah Jawa Barat diguyur hujan kategori menengah, 26 persen hujan kategori tinggi, dan 9 persen wilayah hujan kategori rendah.
Sejumlah faktor yang berpengaruh terhadap kondisi cuaca selama sepekan di Jawa Barat pada 20-26 Maret 2025. Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Jawa Barat Rakhmat Prasetia menunjuk suplai massa uap air untuk pembentukan awan konvektif dan suhu muka laut di sekitar wilayah perairan Indonesia yang relatif hangat. “Sirkulasi siklonik diprakirakan terbentuk di sekitar Kalimantan,” ujarnya lewat keterangan tertulis, Rabu 19 Maret 2025.
Sirkulasi siklonik itu dan tekanan rendah di Samudra Hindia berpotensi membentuk belokan angin dan konvergensi di sebagian wilayah Jawa Barat namun tidak persisten sepanjang pekan. Adapun gelombang atmosfer tipe Rossby Equatorial dan Kelvin diprakirakan aktif di wilayah Jawa Barat, dan labilitas atmosfer secara umum berada pada kategori labil ringan hingga kuat.
Pilihan Editor: Mengapa Serangan Ikan Todak di Perairan Mentawai Meningkat?
Foto 
