Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

BNPB Luncurkan Juragan Tangguh Bencana

BNPB memperkenalkan istilah Juragan dalam mendorong munculnya kesadaran untuk mitigasi bencana di masyarakat.

9 Desember 2019 | 07.45 WIB

Penerima rompi Juragan Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, Bupati Aceh Besar Mawardi Ali dan Wali Nanggroe Aceh, yang diwakili oleh Teuku Kamaruzzaman, bersama Kepala BNPB Doni Monardo. (Humas BNPB)
Perbesar
Penerima rompi Juragan Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, Bupati Aceh Besar Mawardi Ali dan Wali Nanggroe Aceh, yang diwakili oleh Teuku Kamaruzzaman, bersama Kepala BNPB Doni Monardo. (Humas BNPB)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB memperkenalkan istilah Juragan dalam mendorong munculnya kesadaran untuk mitigasi bencana di masyarakat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kepala BNPB Doni Monardo menyematkan rompi Juragan pertama kepada tiga individu pada malam jelang peluncuran Keluarga Tangguh Bencana di Pasie Jantang, Aceh Besar, Aceh pada Sabtu malam, 7 Desember 2019. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Penerima rompi Juragan tersebut yaitu Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, Bupati Aceh Besar Mawardi Ali dan Wali Nanggroe Aceh, yang diwakili oleh Teuku Kamaruzzaman, demikian siaran pers BNPB, Minggu.

Penyematan rompi menjadi simbol pencanangan penggiat atau Juru Keluarga Tangguh Bencana, disingkat Juragan. Para penerima rompi merepresentasikan pihak-pihak yang dapat berperan untuk mengantarkan keluarga di Indonesia menjadi keluarga tangguh bencana.

Doni menegaskan bahwa membumikan keluarga tangguh bencana atau Katana merupakan tugas bersama. Penta helix, pemerintah, pakar-akademisi, dunia usaha, masyarakat dan media massa memiliki masing-masing peran untuk mengakselerasi terwujudnya keluarga tangguh.

"Urusan bencana tidak bisa dibebankan pada satu unsur saja karena bencana adalah urusan bersama," ujar Doni yang menginap bersama peserta Katana di Pasie Jantang pada malam itu.

Doni juga menambahkan bahwa selama lima tahun ke depan, dirinya berharap program ini bisa menyentuh seluruh keluarga di Indonesia. "Ke depan, program penanggulangan bencana juga akan menjadi kurikulum baru di dunia pendidikan di Indonesia, sehingga nanti penanggulangan bencana bisa paralel dari keluarga dan bangku sekolah," kata Doni.

Katana ini merupakan bagian dari Desa Tangguh Bencana (Destana) dengan sasaran  prioritas masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana. Program yang akan diimplementasikan pada tahun 2020 ini diharapkan mampu untuk meningkatkan keselamatan dan ketangguhan keluarga dalam menghadapi kemungkinan atau potensi bahaya. 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus