Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Lingkungan

BPPTKG: Gunung Merapi Alami 120 Kali Gempa Guguran, 27 Kali Guguran Lava

Berdasarkan pengamatan visual, asap solfatara tidak teramati keluar dari Gunung Merapi.

28 Februari 2022 | 06.04 WIB

Awan panas guguran Gunung Merapi pada Jumat 18 Februari 2022, pukul 15.22 WIB. Foto: BPPTKG
Perbesar
Awan panas guguran Gunung Merapi pada Jumat 18 Februari 2022, pukul 15.22 WIB. Foto: BPPTKG

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Yogyakarta - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyatakan Gunung Merapi di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah mengalami 120 kali gempa guguran selama periode pengamatan pada Sabtu, 26 Februari 2022, pukul 00.00-24.00 WIB.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Kepala BPPTKG Hanik Humaida melalui keterangannya di Yogyakarta, Minggu, menyebutkan selain gempa guguran, pada periode pengamatan itu juga tercatat lima kali gempa hibrid atau fase banyak, dan tiga kali gempa embusan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Berdasarkan pengamatan visual, asap solfatara tidak teramati keluar dari Gunung Merapi.  Pada periode pengamatan itu, tercatat 27 kali guguran lava keluar dari gunung itu, dengan jarak luncur maksimum 2.000 meter ke arah barat daya.

Deformasi atau perubahan bentuk tubuh Merapi yang dipantau BPPTKG menggunakan electronic distance measurement (EDM) Babadan menunjukkan laju pemendekan jarak rata-rata 0,4 cm dalam tiga hari.

Sementara itu, berdasarkan hasil analisis morfologi foto udara yang diambil dari Stasiun kamera Keningar, Ngepos, dan Babadan2 pada 20 Februari 2022 menunjukkan adanya perubahan morfologi pada kubah lava barat daya dan tengah kawah karena aktivitas ektrusi berupa guguran maupun pertumbuhan kubah lava.

Volume kubah lava di barat daya tercatat sebesar 1.578.000 meter kubik dan kubah tengah sebesar 3.228.000 meter kubik. BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga.

Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya, meliputi Sungai Boyong, sejauh maksimal 5 km, dan Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km. Sedangkan pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km.

Apabila gunung api itu mengalami letusan eksplosif, lontaran material vulkaniknya dapat menjangkau daerah dalam radius tiga kilometer dari puncak gunung.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus