Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

COP27, Menteri Siti dan Presiden Jokowi Dipuji Karena Deforestasi Berkurang

Data KLHK menyatakan laju deforestasi bisa ditekan ke titik terendah sebesar 113,5 ribu hektare pada 2020-2021. Tren menurun sepanjang 3 tahun pandemi

10 November 2022 | 09.54 WIB

Tangkapan layar Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya (kedua kiri) melakukan dialog bersama menteri dan perwakilan dari Inggris, Norwegia dan AS di Paviliun Indonesia dalam Konferensi Perubahan Iklim  COP27, Mesir, Rabu 9 November 2022. (FOTO ANTARA/Prisca Triferna)
Perbesar
Tangkapan layar Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya (kedua kiri) melakukan dialog bersama menteri dan perwakilan dari Inggris, Norwegia dan AS di Paviliun Indonesia dalam Konferensi Perubahan Iklim COP27, Mesir, Rabu 9 November 2022. (FOTO ANTARA/Prisca Triferna)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia mendapat pujian atas upayanya mengurangi deforestasi dan emisi karbon dari sektor kehutanan. Pujian didapat dari dialog yang dilakukan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya dengan perwakilan sejumlah negara lain di Paviliun Indonesia dalam Konferensi Perubahan Iklim PBB (UNFCCC) COP27 di Sharm el-Sheikh, Mesir, Rabu 9 November 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut keterangan dari Kementerian KLHK, dialog dilakukan dengan Menteri Negara untuk Asia, Energi, Iklim, dan Lingkungan Inggris Lord Goldsmith. Hadir pula Menteri Pembangunan Internasional Norwegia Tvinnereim dan Deputi Utusan Khusus Presiden Amerika Serikat untuk Iklim Rick Duke.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Goldsmith menilai capaian luar biasa atas peningkatan perlindungan pada 66 juta hektare hutan primer, 600 ribu hektare mangrove dan lebih dari 3 juta hektare gambut di Indonesia. "Pencapaian yang luar biasa dari Menteri Siti dan Presiden Jokowi," kata Goldsmith seperti dikutip dari keterangan KLHK.

Menteri Pembangunan Internasional Norwegia Tvinnereim secara khusus menyoroti pengurangan laju deforestasi Indonesia. Memandang peran besar hutan tropis seperti yang dimiliki Indonesia dalam konteks pengendalian perubahan iklim, Tvinnereim menyatakan kalau Norwegia siap untuk berkolaborasi lebih erat dengan Indonesia.

Sedangkan Deputi Utusan Khusus Presiden Amerika Serikat untuk Iklim Rick Duke menyampaikan apresiasi untuk agenda Forestry and Other Land Uses (FoLU) Net Sink Indonesia. Duke mengatakan siap berbagi pengalaman seperti dalam pengendalian kebakaran hutan dan lahan.

Target FoLU Net Sink Indonesia 2030

Siti Nurbaya menjelaskan bahwa Indonesia mencanangkan komitmen FoLU Net Sink 2030. Berdasarkan komitmen itu, pada 2030 nanti, tingkat penyerapan gas rumah kaca di sektor kehutanan dan penggunaan lahan ditargetkan seimbang bahkan lebih besar dibandingkan emisinya.

"FoLU Net Sink 2030 dirumuskan melalui pengalaman panjang melakukan aksi korektif dalam pengelolaan hutan dan lahan," kata Menteri Siti.

Lewat FoLU Net Sink, Indonesia menargetkan mencapai tingkat emisi netto minus 140 juta ton CO2 ekuivalen diakhir dekade ini dari sektor kehutanan dan lahan. Cara ini dijadikan penyokong komitmen pengurangan emisi gas rumah kaca Indonesia yang tertuang dalam dokumen Nationally Determined Contributions (NDC).

"Kami akan bekerja sama dengan semua pihak, mulai dari pemerintah pusat dan daerah, NGO, pelaku usaha, akademisi dan juga komunitas Internasional," katanya.

Menteri LHK juga menyampaikan data KLHK bahwa laju deforestasi bisa ditekan ke titik terendah sebesar 113,5 ribu hektare pada 2020-2021. Penurunan itu signifikan dibandingkan dengan 650 ribu hektare di tahun-tahun sebelumnya--yang bahkan pernah mencapai lebih dari 2 juta hektare.

Kebakaran Hutan Mereda Sepanjang Pandemi

Data itu juga telah disajikannya saat pembukaan Paviliun Indonesia pada Minggu malam lalu. Menteri Siti menunjuk keberhasilan menekan angka kebakaran hutan dan lahan serta menanggulangi isu asap lintas batas selama tiga tahun terakhir.

"Kami perlu menggarisbawahi bahwa Indonesia telah sukses mencegah terjadinya kebakaran yang dapat menyebabkan kabut asap selama tiga tahun pandemi, dari 2020 sampai 2022," ujar Siti. 

Dia mengaku kalau permasalahan kebakaran hutan dan lahan merupakan salah satu isu yang terus ditangani oleh pemerintah untuk menekan tingkat deforestasi. Salah satunya dengan melibatkan masyarakat dalam Program Perhutanan Sosial.

Menurut data KLHK, kebakaran hutan dan lahan mencapai 296.942 hektare pada 2020, 358.867 hektare pada 2021 dan sampai dengan September 2022 telah mencapai 183.743 hektare. Jumlah itu memperlihatkan penurunan signifikan dibandingkan 2019 ketika kebakaran hutan dan lahan terjadi di areal seluas 1,6 juta hektare.


close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus