Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Intensitas hujan diperkirakan kembali meningkat selama dasarian ketiga bulan ini, tepatnya pada 21–31 Maret 2025 yang juga sepuluh hari terakhir Ramadan. Peningkatan hujan dipicu oleh pembentukan bibit Siklon Tropis 92S yang saat ini berada di perairan selatan Jawa Timur-Bali.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Peneliti di Pusat Riset Iklim dan Atmosfer Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Erma Yulihastin menjelaskan bahwa bibit siklon 92S saat ini memiliki kecepatan angin 45 kilometer per jam. Erma menyebut peluang bibit siklon itu untuk berkembang menjadi siklon tropis masih rendah dalam 24 jam ke depan. Tapi, justru itulah, dampaknya terhadap cuaca ekstrem di daratan lebih besar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Hal ini karena, ketika badai berubah menjadi siklon tropis, maka kemampuannya untuk mengakumulasi dan mengonsentrasikan awan dan hujan semakin besar sehingga klaster-klaster awan tidak lagi didistrubusikan ke darat melainkan hanya terpusat di laut sekitar siklon tropis tersebut,” kata Erma menuturkan, ketika dihubungi, Sabtu 22 Maret 2025.
Jadi, dia menambahkan, dalam pertumbuhan bibit siklon 92S, klaster awan dapat terbentuk secara masif dan meluas di darat. Terutama Erma menunjuk wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur. "Wilayah yang paling rentan terhadap hujan harian persisten adalah Pantura Jawa Tengah dan Jawa Timur, meliputi Semarang, Demak, Grobogan, Tuban, Lamongan, hingga Surabaya dan Madura."
Selain itu, aktivitas awan konvektif diperkirakan juga akan mengalami peningkatan di Laut Jawa sebelah utara Gunung Muria, Jepara. Peningkatan aktivitas tersebut, kata profesor riset bidang klimatologi ini, "Dapat menyebabkan penjalaran hujan secara agresif dan meluas di daerah tersebut."
Erma menekankan pengaruh peningkatan hujan yang lebih dominan terjadi di Jawa bagian tengah dan timur dibandingkan di wilayah Jabodetabek dan Jawa bagian barat. “Kecuali jika terjadi perubahan dinamika dan pergerakan bibit siklon,” tuturnya.
Oleh karena itu, Erma meminta masyarakat untuk waspada dalam 2-3 hari mendatang di Pantura Jawa Tengah dan Jawa Timur, serta Bali karena potensi terjadinya hujan dan angin ekstrem dapat terjadi di wilayah-wilayah tersebut. “Membentang dari Semarang hingga Surabaya, Bali, dan sekitarnya,” kata dia.
Pertumbuhan bibit siklon 92S juga diungkap dalam analisis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG pada Sabtu pagi 22 Maret 2025. Disebutkan, lingkungan sekitar yang mendukung pertumbuhan bibit siklon itu antara lain suhu muka laut yang hangat, yakni antara 29-31 derajat Celsius. Juga aktifnya gelombang MJO dan Low Frequency di sekitar sistem.
Berdasarkan prediksi BMKG dalam 24 jam ke depan, sirkulasi pada bibit siklon ini akan semakin terorganisir dengan baik serta memungkinkan peningkatan intensitas kecepatan angin maksimumnya secara perlahan seiring pergerakannya ke arah selatan. Meski begitu, BMKG juga mengungkap potensi berkembang menjadi siklon tropis masih rendah dalam beberapa hari ke depan.
Menurut BMKG, bibit siklon tropis 92S memberikan dampak hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di wilayah Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. "Tinggi Gelombang 1,25 – 2,50 meter (Moderate Sea) di perairan selatan Jawa hingga NTT dan Samudra Hindia selatan Jawa Barat hingga NTT," bunyi bagian dari laporan analisis BMKG yang diketahui Ketua Tim Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca Khusus Miming Saepudin tersebut.
Pilihan Editor: Dam Tailingnya Jebol, Perusahaan Tambang Milik Perusahaan Cina Bikin Sungai di Zambia Mati dalam Satu Malam