Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Lingkungan

Berita Tempo Plus

Hutan Minim Cimandiri Merana

Tutupan hutan DAS Cimandiri tinggal 12 persen. Kemitraan konservasi solusi mengembalikan daya dukung dan daya tampung di hulu. 

10 September 2022 | 00.00 WIB

Daerah aliran sungai (DAS) Cimandiri disekitaran Sukagalih, Sukabumi, Jawa Barat, November 2021. Deden Pramudiana/Independent Forest Monitoring Fund
Perbesar
Daerah aliran sungai (DAS) Cimandiri disekitaran Sukagalih, Sukabumi, Jawa Barat, November 2021. Deden Pramudiana/Independent Forest Monitoring Fund

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Ringkasan Berita

  • DAS Cimandiri yang memiliki rasio kebutuhan dan ketersediaan air 173,12, masuk kategori sangat kritis.

  • Kondisi lahan sangat kritis dan kritis di DAS Cimandiri saat ini telah mencapai 53 persen dari total luas DAS.

  • Lahan pertanian kering dan lahan pertanian kering campur di daerah hulu lebih luas dibanding tutupan hutannya.

PINA Ekalipta tak menampik ketika daerah aliran sungai (DAS) Cimandiri dikategorikan sangat kritis pada 2015-2019. Kepala Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASLH) Citarum-Ciliwung itu mengakui DAS Cimandiri yang memiliki indeks kekritisan air 173,12 persen masuk klasifikasi DAS yang harus dipulihkan. Sebab, DAS ini memiliki lahan sangat kritis dan kritis lebih dari separuh luasnya.

DAS Cimandiri yang membentang dari Taman Nasional Gunung Halimun Salak dan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango hingga bermuara di Teluk Pelabuhan Ratu ini menjadi penopang utama kebutuhan air Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Namun DAS seluas 181.450,62 hektare ini belum masuk DAS Prioritas Nasional. “Sedang kami usulkan untuk masuk 108 DAS Prioritas,” ucap Pina di kantornya, Selasa, 6 September lalu.

Ada dua klasifikasi DAS berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 37 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, yakni DAS yang dipulihkan dan DAS yang dipertahankan daya dukungnya. DAS dipulihkan daya dukungnya jika kondisi lahan serta kualitas, kuantitas dan kontinuitas air, sosial-ekonomi, investasi bangunan air, serta pemanfaatan ruang wilayahnya tidak berfungsi sebagaimana semestinya.

Pina menjelaskan, lahan kritis dan sangat kritis DAS Cimandiri mencapai 53,33 persen dari total luas DAS atau 96.757,77 hektare. Jumlah itu belum mencakup lahan yang agak kritis dan berpotensi kritis. “Tutupan hutan yang hanya sekitar 12 persen menjadi salah satu penyebab terbesar kekritisan DAS Cimandiri,” tuturnya. Luas tutupan hutan lahan kering primer pun hanya 1,77 persen dan hutan lahan kering sekunder 10,76 persen. Selain itu, hutan tanaman sekitar 21 persen.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Dini Pramita

Dini Pramita saat ini adalah reporter investigasi. Fokus pada isu sosial, kemanusiaan, dan lingkungan.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus