Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Dampak Perubahan Iklim terhadap Pertanian: Petani Gagal Panen

Mengenai kesuburan tanah, perubahan iklim seperti curah hujan yang menurun berdampak signifikan terhadap daya dukung tanah.

11 Agustus 2022 | 12.37 WIB

Warga beralih menanam pare usai mengalami gagal panen akibat kemarau berkepanjangan di Desa Sukaringin, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Jumat, 10 September 2021. Menurut warga lebih dari delapan bulan mengalami krisis air bersih serta gagal panen saat terjadi kemarau berkepanjangan yang melanda daerah tersebut. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Perbesar
Warga beralih menanam pare usai mengalami gagal panen akibat kemarau berkepanjangan di Desa Sukaringin, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Jumat, 10 September 2021. Menurut warga lebih dari delapan bulan mengalami krisis air bersih serta gagal panen saat terjadi kemarau berkepanjangan yang melanda daerah tersebut. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu dampak perubahan iklim yang terjadi ialah pada sektor pertanian. Perubahan ini dapat terlihat dari kenaikan suhu di permukaan bumi dan menyebabkan terjadinya kekacauan pola musim.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Laman mpr.go.id menyebutkan sekitar 578,5 hektare lahan padi gagal panen akibat curah hujan yang tinggi di daerah Jambi. Di Kabupaten Garut, ratusan hektare tanaman tomat dan cabai rusak akibat terjadi curah hujan yang cukup tinggi. Ini tentu membuat para petani gagal panen.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Mengenai kesuburan tanah, perubahan iklim seperti curah hujan yang menurun berdampak signifikan terhadap daya dukung tanah. Ketersediaan air tanah pun semakin berkurang dengan kualitas yang terus menurun.

Gangguan yang paling umum terjadi seperti munculnya hama wereng batang coklat. Hama ini akan mudah berkembang pada lingkungan mikroklimat (iklim mikro) yang lembab, terlebih banyak menyerang tanaman padi di periode musim kemarau.

Wereng batang coklat merupakan hama tanaman padi. Hama ini tumbuh-kembang pada lingkungan mikroklimat (iklim mikro) yang  lembab. Salah satu penyebab kelembaban lingkungan adalah tingginya curah hujan pada periode kemarau.

Dengan begitu, kecenderungan produktivitas pertanian akan menurun seiring waktu berjalan. Bagi para petani, kondisi ini terasa sulit dihadapi karena perubahan iklim membuat cuaca serba tak menentu.

Dampaknya akan menjadi domino effect kepada masyarakat yang akan mengalami kenaikan harga bahan pangan. Dalam catatan Tempo, kondisi seperti ini membuat petani mulai menyesuaikan harga jual karena naiknya beban biaya impor bahan baku.

Akan halnya, kenaikan tingkat suku bunga yang mendorong penurunan konsumsi rumah tangga. Alhasil terjadi kenaikan cost of fund pelaku usaha dan berpotensi mengganggu pemulihan ekonomi.

FATHUR RACHMAN

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus