Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Estimasi Populasi Macan Tutul Jawa hingga 701 Ekor, Survei sedang Berjalan Libatkan 600 Kamera

Survei keberadaan macan tutul jawa di 21 lokasi habitat telah dimulai sejak Februari 2024. Peluncuran hasilnya dijadwalkan 2026

18 Januari 2025 | 05.56 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Macan tutul jawa (Panthera pardus melas) melanistik atau macan kumbang yang terekam camera trap Java-Wide Leopard Survei di pada 16 Juni 2024. Tim JWLS, Dok: Kementrian Kehutanan/Direktorat KKHSG

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kehutanan berkolaborasi dengan Yayasan SINTAS Indonesia telah menggelar survei populasi macan tutul jawa (Panthera pardus melas) sejak Februari 2024 lalu. Survei melibatkan sekitar 600 camera trap atau kamera pengintai yang dipasang secara bergiliran dengan total target 1.160 stasiun kamera di 21 lokasi habitat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati Spesies dan Genetik Kementerian Kehutanan, Nunu Anugrah, mengatakan estimasi terkini jumlah macan tutul jawa adalah 336 individu matang seksual (mature individuals) yang tersebar di 21 lokasi habitat. "Rentang estimasinya antara 192 dan 701 individu," kata Nunu kepada Tempo, Jumat, 17 Januari 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebanyak 21 lokasi yang menjadi habitat macan tutul tersebar antara lain di Rawa Danau, Halimun Salak, Cikepuh, Burangrang, Masigit, Gunung Simpang, Papandayan, Ciremai, Gunung Sawal, Cimanintin, dan Ciremai. Lainnya ada di Ps Panjang, Gunung Slamet, Panusupan, Sindoro Dieng, Merapi Merbabu, Gunung Lawu, Wilis, Raden Suryo, Bromo Tengger Semeru, Argopuro, dan Ijen Raung.

Adapun titik-titik target stasiun kamera dipilih berdasarkan referensi dari makalah Wibisono yang terbit 2018 tentang kesesuaian habitat macan tutul jawa. Deteksi kemudian dilakukan menggunakan kamera pengintai serta pengumpulan sampel kotoran untuk analisa genetika struktur populasi macan tutul dan preferensi satwa mangsa di laboratorium genetika satwa liar, Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada (UGM).

"Pada Februari 2025 akan ada sosialisasi mid-term report oleh Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam Ekosistem. Sedangkan launching hasil akhir diharapkan akan dilaksanakan pada kuartal kedua 2026," kata Nunu menuturkan.

Sebelumnya, macan tutul jawa terekam kamera pangintai di wilayah Gunung Prau, Jawa Tengah, tepatnya dari Kecamatan Kandangserang Kabupaten Pekalongan sampai Kecamatan Tretep Kabupaten Temanggung. Sebanyak 160 kamera dipasang di Lanskap Sindoro-Dieng sepanjang 50 kilometer tersebut selama tiga bulan pada pertengahan tahun lalu.

Macan tutul jawa (Panthera pardus melas) yang terekam camera trap Tim Java-Wide Leopard Survei di kawasan Gunung Prau, Jawa Tengah, pada 18 Mei 2024, Dok: Kementerian Kehutanan/Direktorat KKHSG

Sebanyak 160 kamera itu tersebar di 80 stasiun yang meng-cover area hutan seluas 32.160 hektare atau panjang 50 kilometer dan lebar 16 kilometer. Area bervariasi dengan ketinggian 130-2.590 meter di atas permukaan laut.

Berdasarkan rekaman seluruh kamera, sebanyak 80 persen diantaranya menangkap pergerakan macan tutul jawa, baik dalam bentuk foto maupun video. "Bahkan beberapa ada yang membawa anaknya," kata kata fotografer, peneliti hidupan liar, dan Dewan Pembina Yayasan Konservasi Gunung Prau Bernard T. Wahyu Wiryanta pada Rabu, 15 Januari 2025.

Irsyan Hasyim

Irsyan Hasyim

Menulis isu olahraga, lingkungan, perkotaan, dan hukum. Kini pengurus di Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta, organisasi jurnalis Indonesia yang fokus memperjuangkan kebebasan pers.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus