Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kehutanan berupaya memperbaharui dokumen strategi dan rencana aksi konservasi macan tutul jawa (Panthera pardus melas) dengan melakukan survei jumlah populasi di 21 lokasi. Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Satyawan Pudyatmoko mengatakan pascasurvei yang rampung pada 2026, pihaknya akan melakukan lokakarya analisis kesintasan populasi macan tutul jawa (population viability analysis/PVA).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kami juga akan memperbaharui status konservasi macan tutul jawa di International Union for Conservation of Nature (IUCN) Red List dan implementasi dan evaluasi Strategi dan Rencana Aksi Konservasi (SRAK) di tingkat lapangan," kata Satyawan kepada Tempo, Sabtu, 18 Januari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Untuk menghindari timbulnya konflik macan tutul dan manusia, Satyawan mengatakan Kemenhut akan mempertahankan dan melindungi habitat yang tersisa. Selain itu, Kemenhut akan melakukan pemetaan zona-zona penyangga potensial untuk perluasan daerah jelajah, misalnya melalui penguatan pengelolaan areal preservasi atau situs-situs UNESCO seperti geopark dan biosphere reserve yang ada di Pulau Jawa.
"Kami juga akan menyusun dan menerapkan protokol konflik antara manusia dan macan tutul jawa, serta meningkatkan kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat dalam mitigasi dan pencegahan konflik manusia – macan tutul jawa," ucap dia.
Sebelumnya Kementerian Kehutanan berkolaborasi dengan Yayasan Sintas Indonesia telah menggelar survei populasi macan tutul jawa sejak Februari 2024 lalu. Survei melibatkan sekitar 600 kamera pengintai yang dipasang secara bergiliran dengan total target 1.160 stasiun kamera di 21 lokasi habitat.
Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati Spesies dan Genetik Kementerian Kehutanan Nunu Anugrah mengatakan estimasi terkini jumlah macan tutul jawa adalah 336 individu matang seksual (mature individuals) yang tersebar di 21 lokasi habitat. "Rentang estimasinya antara 192 dan 701 individu," kata Nunu kepada Tempo, Jumat lalu.
Sebanyak 21 lokasi menjadi habitat macan tutul jawa, antara lain di Rawa Danau, Halimun Salak, Cikepuh, Burangrang, Masigit, Gunung Simpang, Papandayan, Ciremai, Gunung Sawal, Cimanintin, dan Ciremai. Lainnya ada di Ps Panjang, Gunung Slamet, Panusupan, Sindoro Dieng, Merapi Merbabu, Gunung Lawu, Wilis, Raden Suryo, Bromo Tengger Semeru, Argopuro, dan Ijen Raung.
Pilihan Editor: Paus Pembunuh Muncul di Kaimana, Peneliti: Perubahan Iklim Berdampak pada Ketersediaan Makanan