Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Lumajang - Gunung Semeru di Jawa Timur dilaporkan mengalami empat kali erupsi pada Kamis, 19 Desember 2024. Tinggi kolom letusan teramati hingga lebih kurang 900 meter di atas puncak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Gunung Semeru, Sigit Rian Alfian melaporkan kolom abu teramati berwarna kelabu hingga hitam dengan intensitas tebal ke arah timur laut. Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 135 detik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Seismograf di Pos Gunung Semeru yang berada di Gunung Sawit Desa Sumber Wuluh Kecamatan Candipuro Kabupaten Lumajang ini merekam hingga 4 kali erupsi sejak Kamis dini hari. Masing-masing pada pukul 03:39 WIB, 03:48 WIB, 05:17 WIB dan 08:47 WIB.
Erupsi dengan kolom letusan tertinggi terjadi pada pukul 05:17 WIB dengan ketinggian 900 meter di atas puncak atau kurang lebih 4.576 meter di atas permukaan laut. Tiga letusan lainnya teramati setinggi 700 hingga 800 meter di atas puncak.
Data pengamatan kegempaan Gunung Semeru selama 24 jam terakhir hingga Kamis dini hari mencatat 63 kali gempa Letusan/Erupsi dengan amplitudo 10-22 mm, dan lama gempa 53-162 detik. Kemudian terjadi 2 kali gempa Guguran dengan amplitudo 2-4 mm dan lama gempa 57-61 detik.
Ada juga tercatat 6 kali gempa Hembusan dengan amplitudo 3-6 mm, dan lama gempa 35-92 detik. Seismograf Gunung Semeru juga mencatat 1 kali gempa Vulkanik Dalam dengan amplitudo 30 mm, lama gempa 25 detik.
Gempa Tektonik Jauh tercatat 4 kali dengan amplitudo 4-16 mm, S-P 15-40 detik dan lama gempa 40-90 detik.
Dalam laporannya, Sigit menyebutkan bahwa tingkat aktivitas Gunung Semeru hingga Kamis pagi masih di Level II (Waspada). Pada level Waspada ini, Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengeluarkan sejumlah rekomendasi. Antara lain, masyarakat diminta tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 8 km dari puncak (pusat erupsi).
Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 km dari puncak.
PVMBG juga meminta masyarakat tidak beraktivitas dalam radius 3 km dari kawah/puncak Gunung Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar). Warga juga diminta mewaspadai potensi awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat.
Pilihan Editor: Tradisi Suku Balik Terbenam Bendungan Nusantara IKN