Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Lumajang - Gunung Semeru kembali erupsi Jumat, 22 November 2024, pukul 13.44 WIB. Tinggi kolom letusan tidak teramati dari Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Gunung Semeru di Gunung Sawur, Desa Sumber Wuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Seismograf di Pos PGA merekam getaran gempanya dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 113 detik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Petugas Pos PGA Gunung Semeru, Ghufron Alwi melaporkan, berdasarkan pengamatan kegempaan dalam 24 jam terakhir, pada Kamis, 21 November 2024, terdeteksi sejumlah jenis gempa.
Jenis gempanya antara lain 101 kali gempa letusan atau erupsi dengan amplitudo 11-23 mm, dan lama gempa 64-159 detik. Kemudian 5 kali gempa Guguran dengan amplitudo 2-9 mm dan lama gempa 43-86 detik.
Ghufron juga menyebutkan terjadi 21 kali gempa hembusan dengan amplitudo 2-8 mm, dan lama gempa 39-78 detik. Kemudian 1 kali Harmonik dengan amplitudo 3 mm, dan lama gempa 124 detik.
Gempa Tektonik Jauh terdeteksi 3 kali dengan amplitudo 4-11 mm, S-P 16-33 detik dan lama gempa 40-76 detik. Selain itu terdeteksi juga 1 kali gempa Getaran Banjir dengan amplitudo 13 mm, dan lama gempa 3489 detik.
Secara visual, gunung api terlihat jelas dan kadang tertutup kabut. Teramati asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tipis tinggi sekitar 100 meter dari puncak.
Cuaca di area Gunung Semeru cerah hingga hujan, angin lemah hingga sedang ke arah tenggara dan barat laut. Suhu udara sekitar 17-24°C.
Saat ini, status aktivitas gunung dengan ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut itu masih di level II atau Waspada. Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) merekomendasikan warga tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 8 km dari puncak (pusat erupsi).
Di luar jarak tersebut, masyarakat diminta tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 km dari puncak.
Warga juga diminta tidak beraktivitas dalam radius 3 Km dari kawah atau puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).