TIDAK ada binatang buas berkeliaran di lingkungan mereka. Tapi
anak-anak belasan tahun di Jakarta bisa berfantasi, yang
tercermin dari suatu lomba melukis. Yayasan Indonesia Hijau
menyelenggarakan sayembara ini dengan Istana Anak-anak Bobo di
Pusat Perdagangan Senen. Banyak hadiah diserahkannya minggu lalu
untuk tiga kategori peserta Kelompok A yang berumur 6-9 tahun, B
yang 10-12 tahun dan C yang 13-15 tahun.
Entah terangsang oleh berita tentang nasib harimau Jawa yang
hampir punah atau tertarik oleh warna bulunya yang begitu
anggun, mereka berfantasi dengan binatang rimba itu. Dan gambar
harimau dari ketiga kelompok umur itu meraih hadiah top.
Ferry Gunawan, 8 tahun, dengan tinta Cina saja menggambar seekor
harimau loreng yang siap memangsa seekor landuk. Saking
asyiknya mengintai sang pelanduk yang mau minum di sungai,
harimau itu tak sadar bahwa seorang pemburu sedang membidiknya
dengan senapang. Pohon-pohon di hutan cukup rimbun. Begitu pula
alang-alang tempat harimau itu sedang mengendap.
Setelah harimau, banyak muncul dalam lukisan anak-anak Jakarta
itu adalah rusa, pelanduk, dan berbagai jenis burung. "Mungkin
tahun depan lomba melukis ini akan kami perluas untuk peserta
dari seluruh Indonesia. Bukan cuma Jakarta saja. Sedang binatang
rimba yang boleh digambar, tak terbatas pada binatang liar di
Jawa saja, tapi juga dari luar Jawa," begitu tekad Ketua Yayasan
Indonesia Hijau, dokter hewan Linus Simanjuntak. Untuk sementara
ini, dia cukup puas dengan 222 peserta dari berbagai SD dan SMP
negeri dan swasta di Jakarta. Juga Pak Kasur ikut aktif
mendorong anak-anak didiknya mengikuti lomba melukis ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini