Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Berita Tempo Plus

Ikhtiar Tanggung Menjaga Pare Gede

Pemerintah memprediksi kerugian ekonomi akibat perubahan iklim mencapai Rp 544 triliun selama 2020-2024. Anggaran belanja untuk perubahan iklim tidak memadai.

 

26 Maret 2022 | 00.00 WIB

Petani memanen padi yang terendam banjir di Desa Nusadadi, Sumpiuh, Banyumas, Jateng, 18 Maret 2022. ANTARA/Idhad Zakaria
Perbesar
Petani memanen padi yang terendam banjir di Desa Nusadadi, Sumpiuh, Banyumas, Jateng, 18 Maret 2022. ANTARA/Idhad Zakaria

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ringkasan Berita

  • Pemerintah memprediksi kerugian ekonomi akibat perubahan iklim mencapai Rp 544 triliun, selama 2020-2024.

  • Ada empat sektor paling terdampak.

  • Anggaran belanja untuk perubahan iklim tidak memadai.

RIKI Mudzakir, 40 tahun, paling takut bila angin kencang datang. Tanaman andalannya, yakni padi kualitas premium jenis Pandan Wangi, di sawahnya sangat rentan terhadap angin ribut. Kalau padinya diterjang angin, pendapatan setahun bakal melayang. Soalnya, tanaman pangan yang biasa disebut pare gede ini hanya dipanen setahun sekali karena usia tanamnya bisa lebih dari enam bulan.

“Padi yang (bulirnya) sudah besar, bila diterpa angin kencang, batangnya akan rebah dan bulir-bulirnya banyak yang jatuh,” tutur petani asal Desa Jambudipa, Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, ini, Jumat, 18 Maret lalu. Jambudipa adalah satu dari sejumlah sentra utama beras Pandan Wangi—varietas endemis yang merupakan komoditas andalan Kabupaten Cianjur. Padi jenis ini tumbuh dengan kualitas baik di beberapa kecamatan saja.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Retno Sulistyowati

Alumnus Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur. Bergabung dengan Tempo pada 2001 dengan meliput topik ekonomi, khususnya energi. Menjuarai pelbagai lomba penulisan artikel. Liputannya yang berdampak pada perubahan skema impor daging adalah investigasi "daging berjanggut" di Kementerian Pertanian.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus