Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Lingkungan

Jawa Barat Batasi Pasokan Sampah ke TPA Sarimukti, Sampah Mulai Menggunung

Sudah ada komitmen dari kabupaten/kota di Bandung Raya untuk mengurangi pengiriman sampahnya masing-masing ke TPA Sarimukti.

10 Oktober 2024 | 07.37 WIB

Alat berat meratakan sampah yang baru dibuang di zona darurat TPA Sarimukti, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bndung Barat, Jawa Barat, 28 Desember 2023. Pasca kebakaran, tempat pembuangan akhir ini tak bisa menampung buangan sampah secara maksimal setelah area landfill zona 1-4 ditutup. TEMPO/Prima Mulia
Perbesar
Alat berat meratakan sampah yang baru dibuang di zona darurat TPA Sarimukti, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bndung Barat, Jawa Barat, 28 Desember 2023. Pasca kebakaran, tempat pembuangan akhir ini tak bisa menampung buangan sampah secara maksimal setelah area landfill zona 1-4 ditutup. TEMPO/Prima Mulia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Bandung - Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Herman Suryatman mengatakan Pemerintah Jawa Barat melakukan pembatasan penerimaan sampah yang dikirimkan dari Bandung Raya ke TPA Sarimukti di Bandung Barat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

“Dari 1.750 ton untuk dua bulan ke depan sampai dengan 30 November 2024, kami mengharapkan turun 500 ton sehingga posisi akhir di TPA Sarimukti pada November hanya 1.250 ton per hari," kata dia, dalam keterangannya, Rabu, 9 Oktober 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Kota Bandung dari 170 rit, kita harapkan berkurang 140 rit, Kabupaten Bandung 70 rit ke 40 rit, untuk Kota Cimahi dari 37 rit menjadi 17 rit, dan Kabupaten Bandung Barat dari 20 rit ke 17 rit," tambahnya.

Herman mengatakan kabupaten/kota di Bandung Raya diminta mengoptimalkan pengolahan sampah di wilayah masing-masing. Ia mengklaim sudah ada komitmen bersama dari kabupaten/kota di Bandung Raya, yakni Kota Bandung, Kota Cimahi, Bandung Barat, dan Kabupaten Bandung untuk mengurangi pengiriman sampahnya masing-masing ke TPA Sarimukti.

Herman sengaja mengunjungi Pasar Induk Caringin di Kota Bandung, Rabu, untuk melihat kondisi sampah yang mulai menggunung karena dikuranginya pasokan sampah ke TPA Sarimukti. "Paling banyak (sampah di lingkungan pasar) di Pasar Induk Caringin, jadi saya cek lebih dulu. Kalau Pasar Caringin bisa mengatasi, pasar yang lain (di Bandung Raya) juga kita dorong,” kata dia.

Sejak pekan lalu Pemerintah Jawa Barat meminta kabupaten/kota di Bandung Raya untuk mengurangi pengiriman sampah ke TPA Sarimukti yang dikelola pemerintah provisi. Herman mengatakan pembatasan itu untuk mencegah TPA Sarimukti kelebihan beban lebih cepat. Setiap harinya ada 1.750 ton sampah dengan 267 ritase pengiriman sampah dikirimkan ke TPA Sarimukti dari Kota Bandung, Kota Cimahi, Bandung Barat, dan Kabupaten Bandung.

“Sarimukti kapasitasnya hampir penuh, akhir tahun ini akan overload. Dan tentu itu tidak boleh terjadi karena pasti akan ada ledakan sampah di Bandung Raya," kata Herman dalam keterangannya, Jumat lalu.

Herman mengakui pembatasan sampah tersebut merupakan solusi jangka pendek agar TPA Sarimukti masih bisa dipergunakan sambil menunggu rampungnya TPPAS Legoknangka yang ditargetkan beroperasi pada 2028 nanti.

Dia menilai pengurangan tersebut memungkinkan jika masing-masing daerah bisa mengolah sampah organik secara mandiri. “Khususnya untuk sampah makanan (organik), karena dari 1.750 ton setengahnya adalah sampah makanan atau organik," kata dia.

Secara terpisah, Satgas Pengeloaan Sampah Bandung Raya/Satgas Provinsi Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mengatakan pemerintah provinsi sudah menyiapkan rencana perluasan TPA Sarimukti, namun rencana tersebut baru bisa dimulai pada pertengahan 2025.

"TPA Sarimukti saat ini telah mengalami kelebihan kapasitas hingga 1.200 persen, dan usianya diprediksi akan habis pada 8 November 2024, atau hanya dalam satu bulan ke depan. Jika itu terjadi, kami harus membuang sampah ke tempat lain," kata Dedi dalam keterangannya.

Dedi mengatakan sistem kontrol pengelolaan sampah di TPA Sarimukti juga masih konvensional sehingga jumlah sampah yang dibuang masing-masing daerah diperkirakan lebih banyak dari yang dicatatkan. Kota Bandung, misalnya, diduga membuang sampah lebih dari 172 ritase per hari. “Diduga, jumlah sebenarnya bisa mencapai 200 rit, yang kemungkinan berasal dari sumber luar Kota Bandung, atau oknum yang mengatasnamakan Kota Bandung," kata dia.

Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandung Sopyan Hernadi mengatakan Pemerintah Kota Bandung sudah menyiapkan rencana aksi untuk mengurangi pengiriman sampah ke TPA Sarimukti. Kota Bandung diminta mengurangi pengiriman sampah dari 172 ritase per hari menjadi 140 ritase pada 1 Desember 2024.

“Kami menghadapi situasi yang sangat genting, dan berbagai strategi sudah kami rancang untuk periode Oktober hingga November 2024. Termasuk optimalisasi fasilitas pengolahan sampah di tingkat kelurahan dan TPS," kata Sopyan dalam keterangannya, Selasa.

Rencana aksi yang disiapkan, di antaranya mengoptimalkan fasilitas pengolahan sampah organik dengan magotisasi pada 151 kelurahan dengan target masing-masing mengolah 350 kilogram sampah per hari; mengoperasikan TPST baru di Tegalega dan Nyengseret; mengoptimalkan pengolahan sampah berdasarkan klaster di pusat perbelanjaan, hotel, restoran, perkantoran, serta tempat ibadah; menggandeng Sesko TNI AD mengelola sampah; hingga penggunaan mesin motah untuk mempercepat pengelolaan sampah.

"Jika semua fasilitas ini berfungsi sesuai rencana, mereka dapat mengolah sampah sebesar 559 ton per hari, dengan residu yang dibuang ke TPA hanya sebesar 20 persen. Ini berarti sebanyak 447 ton atau setara dengan 79 ritase per hari dapat dikurangi dari sampah yang dibuang ke TPA Sarimukti pada awal 2026," kata Sopyan.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus