Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Kenapa Jakarta Sering Banjir? Ini Faktanya

Kondisi topografi Jakarta sebagai daerah dataran rendah membuat kota ini lebih rentan terkena banjir.

6 Maret 2025 | 14.03 WIB

Evakuasi korban banjir dengan perahu karet di Jatinegara, Kampung Melayu, Jakarta, 1994. Dok Tempo/ Rini PWI
Perbesar
Evakuasi korban banjir dengan perahu karet di Jatinegara, Kampung Melayu, Jakarta, 1994. Dok Tempo/ Rini PWI

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kenapa Jakarta sering banjir menjadi pertanyaan yang kerap muncul setiap musim hujan tiba. Penyebab banjir di Jakarta tidak hanya disebabkan oleh kebiasaan membuang sampah sembarangan. Ada faktor lain yang turut berperan, seperti kondisi geografis dan kapasitas drainase yang tidak memadai.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kondisi topografi Jakarta sebagai daerah dataran rendah membuat kota ini lebih rentan terkena banjir. Selain itu, letaknya yang dilalui oleh banyak sungai juga menjadi salah satu faktor pendukung terjadinya banjir di Ibu Kota.

Kenapa Jakarta Sering Banjir?

Menurut situs Pantau Banjir Jakarta, terdapat tiga penyebab utama kenapa Jakarta sering mengalami banjir, yaitu banjir hujan lokal, banjir kiriman, dan banjir rob. Ketiga faktor ini saling berkaitan dan memperparah dampak banjir di Jakarta.

1. Banjir Hujan Lokal

Hujan dengan intensitas tinggi yang terjadi dalam waktu lama di wilayah Jakarta dapat menyebabkan banjir. Air hujan yang turun akan memenuhi saluran air dan area cekungan di sekitarnya. Jika kapasitas tampungan tidak cukup, air akan meluap dan membanjiri permukiman warga.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Sistem drainase di Jakarta dirancang untuk menampung curah hujan hingga 120 mm per hari. Namun, hujan ekstrem yang melanda Jakarta terkadang melebihi kapasitas tersebut. Contohnya, pada 1 Januari 2020, curah hujan mencapai 377 mm per hari yang menjadi catatan tertinggi selama 24 tahun terakhir. Kondisi ini membuat sebagian besar wilayah Jakarta terendam banjir.

2. Banjir Kiriman

Posisi Jakarta yang berada di dataran rendah serta dilalui oleh 13 aliran sungai menjadikan kota ini rentan terhadap banjir kiriman. Hujan deras di kawasan hulu, seperti Jawa Barat dan Banten, akan membawa aliran air menuju Jakarta melalui sungai-sungai tersebut.

Ketika volume air melebihi kapasitas tampungan sungai, air akan meluap ke permukiman warga di sepanjang bantaran sungai. Kondisi ini semakin memperparah banjir di Jakarta, terutama saat curah hujan tinggi terjadi secara bersamaan di wilayah hulu dan Jakarta.

3. Banjir Rob

Selain dipicu oleh hujan dan aliran air dari hulu, banjir rob juga menjadi masalah di Jakarta. Banjir rob terjadi akibat pasang air laut yang menggenangi wilayah pesisir Jakarta. Penurunan permukaan tanah di bagian utara Jakarta turut memperburuk kondisi ini, sehingga air laut semakin mudah masuk ke daratan dan menyebabkan banjir.

Strategi Pengendalian Banjir di Jakarta

Strategi pengendalian banjir di Jakarta dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Jakarta (Pemprov Jakarta) dan masyarakat. Kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat diharapkan mampu meminimalisir dampak banjir di wilayah Ibu Kota.

1. Strategi dari Pemprov Jakarta

Pemerintah Jakarta menerapkan tiga sistem pengendalian banjir yang berfokus pada sistem drainase utama, drainase kedua, dan sistem waduk pompa. Sistem ini bertujuan untuk mempercepat aliran air menuju tempat penampungan atau pembuangan akhir.

Selain itu, Dinas Sumber Daya Air (DSDA) mengoperasikan pompa air untuk mengendalikan genangan. Saat ini, DSDA mengelola 495 unit pompa air stasioner dan 327 unit pompa mobile yang tersebar di berbagai titik Jakarta. Pompa ini berperan penting dalam mempercepat penyedotan air yang menggenang di daerah rawan banjir.

Upaya lain yang dilakukan adalah penggunaan alat berat untuk mitigasi banjir. Alat berat ini digunakan untuk pengerukan situ, waduk, kali, sungai, atau saluran air guna meningkatkan kapasitas tampungan dan memperlancar aliran air.

2. Strategi dari Masyarakat

Masyarakat memiliki peran penting dalam pengendalian banjir di Jakarta. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah penggunaan drainase vertikal. Metode ini mengelola air hujan dengan cara menampung dan meresapkannya ke dalam tanah secara alami. Selain mengurangi risiko banjir, drainase vertikal juga dapat menjadi cadangan air saat musim kemarau.

Selain itu, masyarakat dapat berkontribusi dengan melaporkan titik genangan banjir melalui aplikasi Lapor Banjir JAKI. Informasi ini akan membantu pemerintah dalam mempercepat penanganan banjir di lapangan.

Jadi, itulah alasan kenapa Jakarta sering banjir. Sebagai warga negara yang baik, sudah sepatutnya kita turut serta menjaga lingkungan sebagai upaya untuk memitigasi bencana alam.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus